Ahli Sarankan Pentingnya Buah dan Sayur dalam Program MBG untuk Cegah Anemia

Rabu 08 Jan 2025 - 22:19 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - Ahli Gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Pertagi), Dr. Rita Ramayulis, menekankan pentingnya penyertaan buah dan sayur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini dikarenakan banyak siswa di Indonesia yang berisiko mengalami kekurangan sel darah merah atau anemia.

Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan tahun 2024 menunjukkan bahwa 32 persen remaja berusia 15-24 tahun mengalami anemia. 

"Buah dan sayur yang kaya akan asam folat berperan krusial dalam pencegahan anemia, terutama bagi anak-anak sekolah yang rentan. Asam folat ditemukan dalam susu dan buah, yang merupakan komponen penting dalam pembentukan hemoglobin protein yang ada dalam sel darah merah. Oleh karena itu, kehadiran asam folat sangat penting," ungkapnya dalam wawancara di Jakarta pada Rabu.

Rita menambahkan bahwa buah dan sayur tidak hanya menyediakan asam folat, tetapi juga berbagai nutrisi lain yang penting dalam proses metabolisme. "Nutrisi yang terdapat dalam buah dan sayur dapat mengoptimalkan proses konversi protein menjadi asam amino, yang sangat bermanfaat bagi tubuh," jelasnya.

BACA JUGA:Politisi Golkar: Penerapan Tarif PPN 12 Persen Butuh Periode Transisi yang Cukup

BACA JUGA:Riset Terbaru BRIN Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Ini 13 Zona Berbahaya di Indonesia

Selain itu, ia menyoroti manfaat tambahan dari konsumsi buah dan sayur, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan pencernaan. "Kandungan vitamin C dalam buah dan sayur berkontribusi pada peningkatan daya tahan fisik anak, sehingga mereka lebih tahan terhadap penyakit. Ini juga membantu mengontrol berbagai aspek metabolisme, termasuk tekanan darah dan kadar gula darah," tambahnya.

Terkait dengan penambahan susu dalam sajian Makan Bergizi Gratis, Rita menjelaskan bahwa kehadiran susu tidak selalu wajib jika sudah ada sumber protein lain. "Dalam konsep gizi seimbang, susu masuk dalam kategori protein hewani, tetapi yang lebih penting adalah keberadaan sumber protein hewani itu sendiri, yang bisa berasal dari ayam, ikan, daging, atau telur. Jika susu disertakan, tidak ada masalah jika lauknya adalah nabati. Namun, jika susu tidak tersedia, protein hewani tetap harus ada," tuturnya. (ant)

Kategori :