DPR Yakini Program MBG Solusi Strategis Turunkan Angka Stunting di Indonesia

Rabu 08 Jan 2025 - 18:49 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - Anggota Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati, optimistis bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi unggulan Presiden Prabowo Subianto dapat menjadi solusi strategis dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Targetnya adalah membawa prevalensi stunting ke bawah standar WHO, yaitu 20%, sekaligus meningkatkan gizi masyarakat dan menggerakkan ekonomi pedesaan.

“Program ini tidak hanya berdampak pada penurunan stunting tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Kita harapkan ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar Kurniasih pada Rabu, 8 Januari.

Kurniasih menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor untuk keberhasilan program ini. Mulai dari penguatan pengawasan, pemanfaatan hasil pertanian lokal, hingga edukasi gizi bagi masyarakat, semua komponen harus terintegrasi dengan baik.

Menurutnya, program MBG memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi pedesaan dengan cara memanfaatkan hasil panen petani dan produk peternak lokal. Langkah ini tidak hanya membantu pencegahan surplus panen yang terbuang tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru.

BACA JUGA:Dikritik Tak Merata, Zulhas: Program MBG Butuh Waktu dan Dukungan

BACA JUGA:Presiden Prabowo Belum Puas, Harap Biaya Haji Tahun 2025 Lebih Turun Lagi

“Dapur umum, pengemasan makanan, distribusi, hingga pengawasan di lapangan bisa membuka banyak peluang kerja. Program ini juga memberikan solusi terhadap tingginya angka pengangguran di beberapa wilayah,” jelasnya.

Program MBG dirancang untuk dilakukan secara bertahap. Dalam tiga bulan pertama, 3 juta penerima manfaat akan dilayani, dengan target meningkat menjadi 6 juta penerima manfaat di tahap berikutnya. Sasaran utama meliputi anak-anak usia PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Untuk mendukung pelaksanaan program ini, sebanyak 937 dapur umum telah disiapkan. Setiap dapur umum mampu memproduksi 3.000 hingga 3.500 paket makanan bergizi setiap harinya, menjadikannya pusat produksi yang efisien dan berdaya guna.

“Penerapan bertahap adalah pendekatan realistis mengingat tantangan logistik seperti jarak, infrastruktur, dan standar kualitas makanan. Dengan cara ini, program ini bisa menjadi pilot project yang matang sebelum diperluas ke seluruh Indonesia,” tambah Kurniasih.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Belum Puas, Harap Biaya Haji Tahun 2025 Lebih Turun Lagi

BACA JUGA:Ahli Gizi Sarankan Tambahan 17 Gram Protein dalam Makanan Bergizi untuk Ibu Hamil

Komisi IX DPR bersama Badan Gizi Nasional juga telah menetapkan sejumlah kriteria pelaksanaan program, termasuk lokasi strategis dapur umum yang dekat dengan sekolah dan komunitas sasaran.

“Ahli gizi sudah dilibatkan, pelatihan pun sudah dilakukan. Ekosistem program ini sudah siap. Kita berharap pelaksanaannya berjalan lancar sesuai semangat Bapak Presiden untuk menurunkan angka stunting di Indonesia,” tutupnya.

Program MBG tidak hanya menjadi upaya nyata dalam memerangi stunting, tetapi juga langkah inovatif untuk memajukan ekonomi pedesaan melalui kolaborasi lintas sektor yang matang. (beritasatu)

Kategori :