BELITONGEKSPRES.COM - Berita mengenai program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijadwalkan mulai dilaksanakan tahun depan menimbulkan harapan besar bagi masyarakat. Diperkirakan, program ini akan membuka lapangan kerja bagi sekitar 2,5 juta orang pada tahun 2025. Program ini ditujukan untuk berbagai kalangan, mulai dari anak sekolah, balita, hingga ibu hamil dan menyusui.
Budi Mulya, anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menjelaskan bahwa dari proyek percontohan yang sedang berlangsung di Sukabumi, satu dapur mampu melayani 18 sekolah dengan total 3.000 murid, yang membutuhkan 55 tenaga kerja untuk operasional dapur tersebut.
Jika program ini diterapkan secara nasional dengan asumsi satu dapur melayani 2.000 siswa, maka akan diperlukan sekitar 48.000 dapur, yang berujung pada kebutuhan tenaga kerja yang mencapai 2,5 juta orang.
Program MBG memiliki visi besar: membangun generasi yang sehat, cerdas, dan produktif menuju Indonesia Emas 2045. Target penerima manfaat program ini dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, ibu hamil, menyusui, dan balita, yang diperkirakan berjumlah 27,2 juta penerima.
BACA JUGA:Menteri ESDM Pastikan Stok BBM Aman untuk Natal dan Tahun Baru 2025 Hingga Wilayah 3T
Kedua, anak sekolah, yang mencakup sekitar 52% dari semua jenjang pendidikan, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 33,8 juta. Terakhir, santri di pesantren, yang ditargetkan sebanyak 3,2 juta penerima. Dengan demikian, pada tahun 2025, program ini diharapkan menjangkau lebih dari 60 juta orang.
Prinsip utama program ini adalah memastikan tepat sasaran, memberdayakan masyarakat, dan memprioritaskan bahan pangan lokal. Selain itu, program ini juga berupaya meningkatkan keragaman dan keamanan pangan.
Dari perspektif ekonomi, pelaksanaan MBG diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil, menciptakan lapangan kerja, serta mengurangi beban penduduk miskin dengan melibatkan masyarakat lokal.
Budi menambahkan bahwa petani lokal akan aktif dalam menyuplai bahan-bahan seperti beras, daging ayam, telur, sayuran, dan bumbu-bumbu. Dengan adanya permintaan yang meningkat dari unit pelayanan makan bergizi gratis, kelebihan pasokan ayam dan telur yang saat ini terjadi dapat terserap dengan baik.
Ini memberikan insentif kepada petani dengan harga yang menguntungkan. Secara keseluruhan, program ini tidak hanya memberikan manfaat gizi bagi masyarakat, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan menciptakan banyak peluang kerja. (beritasatu)