Hendrya Sylpana

Pendiri Bridgewater Associates Sebut Indonesia Berpotensi Menjadi Kekuatan Global Baru

Investor kawakan yang juga pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio (kanan). ANTARA/HO-Katadata.--

BELITONGEKSPRES.COM - Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan global baru dengan syarat utama meningkatkan produktivitas nasional. 

Menurut Ray Dalio, investor ternama dan pendiri Bridgewater Associates, investasi yang signifikan di sektor pendidikan adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam pernyataan yang dirilis di Jakarta, Kamis, Ray menekankan bahwa presiden Indonesia yang terpilih akan memimpin negara dengan potensi yang luar biasa. 

Dengan adanya sumber daya finansial dan kemauan politik, ada kesempatan untuk meningkatkan produktivitas bangsa melalui investasi yang cerdas.

BACA JUGA:Menko Luhut Sebut Indonesia Siap Ekspor Listrik Hijau Berbasis EBT ke Singapura

BACA JUGA:Pemerintah Jaga Stabilitas Harga Pangan untuk Lindungi Konsumen dan Petani

Ray, dalam wawancara khusus dengan Katadata sebelum Forum Indonesia-Afrika Kedua di Nusa Dua, Bali, mengungkapkan bahwa Indonesia dapat mengambil pelajaran dari kebijakan Deng Xiaoping di China pada 1980-an. 

Kebijakan terbuka dan reformasi yang diterapkan Deng tidak hanya menciptakan modal baru tetapi juga memacu inovasi yang memungkinkan investasi lebih lanjut di sektor pendidikan.

“Ketika Anda memiliki modal internal yang cukup, Anda dapat berinvestasi secara efektif dan meningkatkan produktivitas,” jelas Ray. 

Ia juga menyarankan bahwa Indonesia dapat menciptakan zona ekonomi khusus sebagai laboratorium untuk eksperimen reformasi dan pengembangan ekonomi, mencakup perubahan dalam sistem hukum dan kebijakan ekonomi untuk menarik investasi.

BACA JUGA:Perum Bulog Minta Keputusan Penugasan Impor Beras 2025 Dipercepat

BACA JUGA:Indonesia Labor Institute: Insentif Pajak dan Keringanan Kredit Kunci Mengurangi PHK di Sektor Manufaktur

Ray menyoroti bahwa mereformasi sebuah negara secara menyeluruh, seperti yang dilakukan oleh Deng Xiaoping di China dan Narendra Modi di India, adalah tantangan besar. Kesuksesan negara sering kali berakar pada dua elemen utama, reformasi dan meritokrasi. Mengundang pengetahuan dan modal asing serta melakukan investasi dalam reformasi adalah kunci untuk kemajuan.

“Presiden yang baru perlu menciptakan lingkungan yang mendukung produktivitas. Tanpa produktivitas berbasis luas, kesenjangan kekayaan dan kesempatan akan meningkat, yang dapat menimbulkan berbagai masalah,” tambah Ray. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan