Tradisi Lomba Nirok di Desa Renggiang: Budaya Tradisional yang Terus Hidup di Belitung Timur
Tradisi Lomba Nirok di Desa Renggiang: Budaya Tradisional yang Terus Hidup di Belitung Timur-- (Antara)
SIMPANG RENGGIANG, BELITONGEKSPRES.COM - Lomba Nirok merupakan salah tradisi dan budaya tradisional di Desa Renggiang Kecamatan Simpang Renggiang, Kabupaten Belitung Timur (Beltim).
Sebagai bagian dari upaya pelestarian tradisi dan budaya tradisional tersebut, Pemerintah Desa (Pemdes) Renggiang kembali menggelar lomba Nirok pada Sabtu, 3 Agustus 2024.
Kegiatan lomba Nirok di saat musim kemarau tiba bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tapi juga cara masyarakat untuk merajut kembali nilai-nilai budaya lokal, kebersamaan dan cinta lingkungan.
Wakil Bupati Beltim Khairil Anwar yang hadir melihat lomba Nirok di Desa Renggiang memberikan apresiasi sebagai langkah penting dalam mempertahankan warisan budaya daerah ini.
BACA JUGA:Pelaku UMKM Beltim Dapat Ilmu Baru di Pelatihan Digital Entrepreneurship Academy 2024
BACA JUGA:Geopark Site Batu Begalang Gelar Kebut Gunong, Meriahkan Agenda Festival 2024 di Beltim
Bagi mantan Camat Simpang Simpang Pesak ini, lomba Nirok bukan hanya kegiatan tradisional, tapi juga sarana penting untuk menjaga adat, tradisi, dan budaya lokal.
"Nirok mencerminkan rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan upaya pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, lomba Nirok harus terus dilestarikan sebagai warisan budaya," ujar Khairil Anwar.
Khairil juga berbicara tentang rencana ambisius Pemkab Beltim untuk memperluas skala acara ini. Yakni, dengan melibatkan lebih banyak dusun dan penirok berpengalaman dari desa lain.
"Insyaallah kami berencana menjadikan lomba Nirok sebagai acara tahunan yang lebih besar. Kita akan berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai simbol persatuan dan pelestarian budaya," tandasnya.
BACA JUGA:Lagu Beltim Seperti Kota Mati Viral! Ini Lirik dan Link Download Gratis
BACA JUGA:Nama Sekda Belitung Kembali Dicatut OTD untuk Penipuan, Masyarakat Diminta Waspada!
Sementara itu, bagi Aden salah satu peserta mengatakan, lomba Nirok adalah momen berharga untuk bersilaturahmi dengan sesama warga Desa Renggiang.
"Nirok sudah jadi bagian dari kehidupan kami di Pulau Belitung. Saat sungai mulai surut, kami berkumpul untuk Nirok. Hasil tangkapan bisa dijual atau dinikmati bersama," kata Aden penuh semangat.