Kepala Bapanas Ungkap HET Beras Alami Kenaikan Bulan Juni 2024

Pengunjung melihat beras di salah satu gerai ritel moder di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (25/3/2024). (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)--

BELITONGEKSPRES.COM - Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, harga eceran tertinggi (HET) beras akan mengalami kenaikan setelah tanggal 31 Mei 2024. Penetapan HET baru tersebut akan memperhatikan kondisi petani dan konsumen.

Arief menyatakan bahwa meskipun telah terjadi panen raya, harga beras harus tetap dijaga agar tidak mengalami penurunan yang merugikan petani. 

Oleh karena itu, direncanakan akan ada penetapan HET beras baru setelah masa berlaku HET beras relaksasi berakhir pada tanggal 31 Mei. Dia juga menegaskan bahwa saat ini harga beras telah kembali stabil, dan upaya dilakukan agar keseimbangan dari hulu hingga hilir terjaga.

Arief belum memberikan angka pasti untuk HET beras yang baru. Namun, ia menyatakan bahwa angka HET beras relaksasi saat ini, yaitu Rp 14.900, akan menjadi angka minimal untuk HET yang baru. "Harga minimal Rp 14.900 itu," ujarnya.

BACA JUGA:Intip Spesifikasi dan Perbandingan Efisiensi Motor Listrik Sunra Q5 dengan Motor Bensin 100 cc

BACA JUGA:Optimisme Ekonomi Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Meningkat 5,11 Persen pada Kuartal I 2024

Bapanas memerlukan waktu untuk menetapkan HET beras tersebut bersama kementerian dan lembaga terkait lainnya. 

Yang pasti, penentuan HET beras akan mempertimbangkan kondisi dan situasi petani serta konsumen. Pertimbangan utama akan melibatkan aspek cost production dan variable cost dari petani. 

”Baru kita lihat kondisi konsumen atau hilirnya,” ujarnya.

Menurut pernyataan Arief, saat ini sudah ada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang menerima bantuan 10 kg beras setiap bulan. Jika diasumsikan setiap keluarga memiliki setidaknya tiga anggota, maka dapat disimpulkan bahwa sekitar 66 juta warga mendapat manfaat dari program tersebut.

”Masyarakat bawah sudah terbantu,” bebernya. Lalu, ada program beras murah. Program itu bisa membantu masyarakat kalangan menengah.

Walaupun harga beras di pasar meningkat, seperti yang dia katakan, belum tentu akan memuaskan semua pihak. Para petani sebenarnya lebih dipengaruhi oleh harga pembelian pemerintah (HPP) gabah. Kenaikan HPP gabah dilakukan secara bertahap. 

”Dulu HPP gabah Rp 4.200, lalu naik Rp 5 ribu. Kini HPP gabah Rp 6 ribu. Tapi, petani bisa jadi inginnya Rp 7.200. Tapi, kita juga harus pertimbangkan konsumen atau masyarakat,” jelasnya.

BACA JUGA:Infinix GT 20 Pro 5G Resmi Meluncur di Indonesia, Hp Gaming Spek Gahar

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan