Tak Sekadar Cinta, Melestarikan Batik Juga dengan Membatik
Seorang pengunjung melihat batik oriental koleksi batik Dave Tjoa berpose yang dipamerkan di Antara Heritage Center Jakarta pada akhir Agustus 2024. (ANTARA/Desi Purnamawati)--
Batik oriental
Dari hasil berburu batik selama 24 tahun, ada beberapa kain yang berusia lebih dari 100 tahun yang berasal dari Juwana, Jawa Tengah, yang merupakan batik pesisir.
Dari batik-batik itu Dave belajar tentang kekayaan budaya tekstil Indonesia, belajar bagaimana sulitnya membuat batik dengan proses panjangnya.
Selama delapan bulan, dengan berulang kali gagal dan mencoba lagi. Akhirnya Dave menghasilkan sejumlah karya batik oriental sebagai koleksi pertamanya.
Tema oriental dipilih karena tidak lepas dari leluhurnya yang berdarah Tionghoa dan karya seninya dituangkan dalam bentuk batik karena sebagai orang keturunan tapi lahir dan besar di Jawa sehingga tidak melupakan bumi tempat ia berpijak.
BACA JUGA:Saat Lelang Tanah Beralih ke Platform Digital
"Hasil dari saya membatik itu saya bisa bercerita ke orang lain bahwa membatik itu tidak gampang. Jadi kalau kamu melihat batik yang jelek dan kasar tapi sebenarnya prosesnya tidak semudah itu," ujar Dave.
Tema oriental dipilih karena tidak lepas dari leluhurnya yang berdarah Tionghoa. Karya seninya dituangkan dalam bentuk batik. Sebagai orang keturunan tapi lahir dan besar di Jawa, dia tidak melupakan bumi tempat ia berpijak.
"Pesan yang ingin disampaikan sebenarnya adalah jangan sampai melupakan akar budaya. Jangan lupakan batik," katanya.
Melalui pameran Dave ingin mengajak banyak orang untuk mengenakan batik dan bangga dengan batik. Apalagi jika kemudian dilanjutkan dengan mempelajari dan membuat batik sebagai salah satu upaya melestarikan kekayaan budaya bangsa tersebut. (ant)
Oleh Desi Purnamawati