Pengaplikasian Teori Segitiga Cinta Dalam Meningkatkan Semangat Belajar Anak SMA

Mangifera Indica Juarsyah, S.Pd (Dok. Pribadi)--

Sebagaimana kita lihat bahwasannya semangat belajar peserta didik lahir dan tumbuh atas keinginan dari masing-masing peserta didik itu sendiri, serta semangat tersebut akan dipengaruhi oleh dorongan dan motivasi dari lingkungan sekitar peserta didik, yakni dari orang tua, teman sebaya dan guru, hal ini yang bisa kita katakan sebagai segitiga cinta, maka setelah semuanya terpenuhi akan melahirkan dan menumbuhkan keinginan yang kuat, untuk selalu dan tetap semangat dalam belajar.

BACA JUGA:Belajar Penanggulangan Stunting dari Lombok Timur

Adapun bentuk-bentuk cinta segitiga yang bisa diaplikasikan untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik yaitu, peranan dari tiga aspek yakni, orang tua, teman sebaya dan guru, dengan tujuan untuk menciptakan motivasi, ketertarikan dan komitmen dalam belajar, antara lain sebagai berikut;

Pertama peranan  penting yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan semangat belajar pada anak-anak (peserta didik) mereka yakni; 1). Menjadikan keluarga sebagai tempat berpulang terbaik, yang artinya memposisikan diri kita sebagai orang tua yang menjadi pondasi  berpijaknya semua masalah yang dihadapi oleh anak-anak kita, 2). Memberikan motivasi dan dorongan yang berkesinambungan, terutama pada aspek yang meningkatkan semangat belajar, 3). Menjadi pendamping bukan penentu arah kehidupan, hal ini yang banyak terjadi pada orang tua yang cenderung memaksakan keinginan mereka bukan keinginan anaknya. Padahal apa yang orang tua inginkan belum tentu sejalan dengan apa yang anak-anak mereka inginkan, akhirnya akan berdampak pada sikap masa bodoh akan belajar, 4). Memberikan pemahaman dan pengertian tentang pentingnya belajar, 5). Memberikan perhatian sebagai bentuk cinta dan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya, dan 6). Memberikan keyakinan untuk menumbuhkan komitmen, dari tujuan, impian dan harapan. 

Kedua peranan  penting yang bisa dilakukan oleh teman sebaya untuk meningkatkan semangat belajar yakni; 1). Memberikan motivasi dan dorongan untuk selalu semangat belajar. seperti, mengajak untuk selalu masuk sekolah dan membuat tugas dengan sungguh-sungguh, 2). Memberikan perhatian. Seperti, menanyakan keadaan, mengingatkan tentang tugas,  dan mengingatkan untuk selalu belajar, dan 3). Menjadi kontrol sosial. Seperti, mengajak untuk belajar, mengajak untuk membuat tugas, dan mengajak untuk melakukan hal positif dan bermanfaat.

BACA JUGA:Upaya Indonesia-Afrika Wujudkan Ketahanan Pangan

Ketiga peranan penting yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan semangat belajar yakni, 1). Memberikan motivasi dan dorongan untuk semangat belajar. Seperti, memberikan gambaran tentang pentingnya belajar dan kondisi sosial masyarakat yang akan mereka hadapi, serta menjadikan guru sebagai mediator dan fasilitator yang mendukung perjalanan karir peserta didik tersebut, 2). Memberikan sebuah kenyamanan belajar. Seperti, menerapakan gaya mengajar yang friendly, menggunakan model dan metode pembelajaran yang bervariasi, 3). Memberikan pendampingan bukan penghakiman kepada peserta didik. Seperti, memahami potensi akan bakat dan minat peserta didik, mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki,  dan tidak memaksakan peserta didik harus bisa pada bidang yang bukan menjadi bakat dan minta mereka, 4). Memberikan perhatian kepada peserta didik, sebagai bentuk kasih sayang dan kepedulian seorang guru kepada peserta didiknya. Seperti, menanyakan keadaan mereka dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah, selayaknya professional seorang guru, dan menjadi orang tua kedua bagi peserta didik sebagai tempat berkeluh kesah, dan 5). Memberikan keyakinan untuk mengembangkan potensi dari masimg-masing peserta didik.

Maka, pentingnya sebuah kolaborasi yang menjalankan struktural fungsional dari sistem cinta segitiga, untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik sebagaimana peran orang tua, teman sebaya dan guru, harus di satukan dalam satu titik untuk memberikan motivasi dan dorongan dalam semangat belajar bagi peserta didik, karena di saat salah satu struktural fungsional dari sistem cinta segitiga tidak berjalan sebagai mana fungsinya, maka hal ini akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Sebab itu pentingnya sebuah kolaborasi untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi.  (*)

*) Mangifera Indica Juarsyah, S.Pd, Guru Sosiologi SMAN 1 MANGGAR

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan