Belajar Penanggulangan Stunting dari Lombok Timur

Pj Bupati Lombok Timur, Drs H M Juaini Taofik MAP (tengah) berfoto bersama dalam diseminasi hasil temuan awal studi Action Against Stunting Hub (AASH) Indonesia di Lombok Timur, Selasa. (ANTARA/Indriani)--

Di sisi lain, juga dilakukan penguatan tenaga gizi Puskesmas e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) melalui penyediaan komputer, pulsa, insentif, dan kendaraan dinas.Pelatihan antropometri yang bekerja sama dengan SEAMEO-RECFON FKUI. Penguatan Posyandu melalui pemenuhan kebutuhan alat pengukur panjang badan dan berat badan atau antropometri kit terstandar, pelatihan antropometri bagi kader, dan pemenuhan kebutuhan sarana Posyandu.

Selain itu, dilakukan penguatan intervensi konvergensi spesifik dan sensitif diantaranya melalui program Dengan Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan dan PKK Bersama Mencegah Stunting di Seribu Kehidupan Dini (Dekapan Canting Srikandi). Pelaksanaan langsung di desa juga melibatkan PKK, pemberian makan gizi seimbang, edukasi pencegahan stunting ibu hamil dan balita, serta bimbingan teknis.

BACA JUGA:Garuda Semakin Solid dan Berkembang

Ada pula, program Aksi Bergizi dengan membiasakan anak SMP dan SMA minum tablet, tambah darah, membiasakan makanan menu gizi seimbang dan membiasakan aktifitas sehat. Berikutnya yakni Program Anakku Sehat dan Cerdas yang merupakan kerja sama Pemkab Lombok Timur dan SEAMEO RECFON FK UI.

Jajaran Pemkab Lombok Timur menyadari perlu upaya yang lebih strategis dan tepat untuk percepatan penurunan sesuai karakteristik masyarakat, serta intervensi berbasiskan bukti untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting karena telah melalui metodologi dan analisis fakta dan referensi.

Direktur Utama SEAMEO RECFON, Dr dr Herqutanto, menambahkan bahwa intervensi penanggulangan stunting yang dilakukan tidak secara utuh bisa saja menimbulkan persoalan baru. Oleh karenanya, perlu pendekatan yang dilakukan secara utuh dalam penanggulangan stunting. Bersama dengan UK Research and Innovation Global Challenges Research Fund (UKRI GCRF) melakukan studi AASH di Lombok Timur. Pihaknya menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Mataram sebagai mitra lokal

Studi itu tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di tiga negara yakni India, Indonesia dan Senegal. Selama empat tahun program berjalan dan mencapai tujuannya, meskipun ada tantangannya akibat COVID-19.

BACA JUGA:Gudang Litium dan Ambisi Indonesia Menjadi Raja Baterai EV

Melalui diseminasi awal hasil penelitian tersebut, diharapkan semua pihak memiliki pengetahuan yang komperehensif terkait persoalan stunting serta dapat berkontribusi dalam komitmen penanggulangan stunting.

Lombok Timur dapat menjadi contoh bagaimana persoalan stunting dapat diatasi dengan komitmen pemangku kepentingan dan gotong royong. Persoalan stunting merupakan persoalan serius, karena berdasarkan sejumlah studi, stunting memiliki dampak jangka pendek dan panjang pada kehidupan anak.

Dalam jangka pendek dapat mengganggu perkembangan otak anak sehingga perkembangan motoriknya terlambat dan terhambat. Sementara dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko obesitas, rentan terhadap penyakit tidak menular dan ketika dewasa mengalami kesulitan dalam bersaing di pasar kerja karena produktivitasnya rendah. Persoalan stunting perlu mendapatkan perhatian serius, apalagi jika ingin mencapai Indonesia Emas 2045. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan