Nakba yang Terus Berlanjut: Krisis Palestina yang Tak Berujung

Seorang perempuan Palestina membawa kunci yang menyimbolkan permintaan mereka untuk kembali ke rumah yang mereka tinggalkan atau diusir saat perang yang menyebabkan berdirinya negara Israel pada tahun 1948, saat reli memperingati 74 tahun Nakba, atau mala--

Data menunjukkan bahwa jumlah pembongkaran di Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada tahun ini adalah yang tertinggi dalam dekade terakhir. Menurut laporan kantor HAM PBB, antara 7 Oktober 2023 hingga 26 Agustus 2024, otoritas Israel telah "membongkar, menyita, atau memaksa pembongkaran 1.446 bangunan Palestina di seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur," menggusur lebih dari 3.300 warga Palestina, termasuk sekitar 1.430 anak-anak.

BACA JUGA:Kunjungan Paus Fransiskus dan 'Promosi' Bhinneka Tunggal Ika

Jumlah ini "lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama sebelum 7 Oktober," ungkap kantor tersebut. Semua permukiman Israel dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, namun hal ini tidak menghentikan upaya Israel untuk terus memperluasnya dengan merebut lebih banyak tanah Palestina.

Israel juga mempercepat pembangunan permukiman baru di Yerusalem Timur yang diduduki, sekaligus berupaya menguasai wilayah lebih luas di Yerusalem dan Lembah Yordan, kata Risheq. Upaya ini menciptakan "realitas baru" di lapangan, memperkuat kontrol Israel dan semakin menyingkirkan warga Palestina.

Realitas ini menunjukkan bahwa Nakba bukan sekadar peristiwa sejarah tahun 1948, melainkan kenyataan sehari-hari yang masih dirasakan oleh warga Palestina. Di tengah pendudukan, pengusiran, dan perampasan tanah, mereka terus berjuang untuk mempertahankan eksistensinya. Sementara dunia terfokus pada krisis di Gaza, perubahan demografi yang terjadi di Yerusalem Timur dan Tepi Barat tetap menjadi salah satu masalah inti dalam konflik ini.

Pengusiran diam-diam dan kolonisasi menjadi alat strategis Israel untuk mengubah kondisi politik dan sosial di wilayah pendudukan. Tekanan internasional dan peran komunitas global dalam mendorong solusi yang adil semakin penting, terutama dalam upaya mencapai gencatan senjata dan solusi dua negara yang nyata.

Nakba bukan hanya kenangan masa lalu, melainkan krisis yang terus berlangsung, membentuk kehidupan warga Palestina hingga kini. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan