Urgensi 'Green Financing' Ditengah Darurat Krisis Iklim Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat menjadi pembicara utama pada acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (6/9/2024). ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA--
Pun demikian, Indonesia masih harus menempuh jalan panjang dan terjal untuk mencapai target transisi energi bersih tahun 2060.
Menurut Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), Indonesia membutuhkan investasi hijau sebesar 29,4 miliar dolar AS per tahun hingga 2030 untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060.
Kolaborasi lintas sektor
Dalam ISF 2024, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani berkali-kali menyampaikan bahwa transisi energi tidak cukup hanya mengandalkan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Alih-alih memakai keuangan publik, diperlukan suntikan dana para pemangku kepentingan lain.
"Kita perlu bekerja sama dengan sektor swasta dan mengundang lebih banyak dana non-publik untuk berpartisipasi dalam proyek hijau," katanya.
BACA JUGA:Artificial Intelligence dan Tantangan Jurnalistik Masa Kini
Lewat kolaborasi lintas sektor, Pemerintah dapat menciptakan kebijakan dan insentif yang mendukung proyek hijau, sementara sektor swasta membawa modal dan keahlian.
Kolaborasi itu dapat diberikan lewat insentif pajak kepada perusahaan yang berinvestasi dalam proyek hijau, seperti insentif untuk penggunaan energi terbarukan atau kendaraan listrik.
Subsidi juga dapat diberikan untuk mendukung industri yang berfokus pada solusi ramah lingkungan, mengurangi biaya awal yang sering kali menjadi hambatan bagi proyek hijau.
Adaptasi sebagai tantangan
Di sisi lain, PT Bank Mandiri Tbk. (Bank Mandiri), sebagai salah satu lembaga keuangan terbesar di Indonesia, juga mengambil peran penting dalam mendukung agenda hijau pemerintah.
BACA JUGA:Pentingnya Kearifan dalam Kampanye Pilkada Era Digital
Wakil Direktur Bank Mandiri Alexandra Askandar menekankan bahwa kolaborasi memang menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan global.
Bank pelat merah itu telah memfasilitasi pembiayaan hijau untuk beberapa perusahaan BUMN besar, seperti PLN dan Pertamina. Selain itu, mereka juga mendukung proyek infrastruktur hijau yang dikelola oleh perusahaan swasta.