Bapanas Berupaya Tingkatkan Cadangan Beras, Target 2 Juta Ton di di Akhir Tahun 2024

Petani menunjukkan hasil panen padi di areal sawah Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.--

BELITONGEKSPRES.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan target ambisius untuk cadangan beras pemerintah (CBP) pada akhir tahun 2024, yaitu mencapai 2 juta ton. Langkah ini diambil mengingat lonjakan kebutuhan beras yang diperkirakan akan terjadi menjelang Pilkada Serentak pada bulan November mendatang.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa peningkatan CBP sangat diperlukan karena diperkirakan produksi beras akan mengalami penurunan menjelang akhir tahun ini dan awal tahun 2025. 

“November, Desember, dan Januari adalah periode kritis, sehingga Bulog harus memastikan cadangan beras pemerintah mencapai target di atas 2 juta ton. Saat ini, cadangan masih 1,3 juta ton,” jelas Arief dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta pada Rabu.

Menurut Arief, per 2 September, stok beras nasional yang dikelola Perum Bulog tercatat 1,39 juta ton. Jumlah ini terdiri dari 1,31 juta ton beras yang ada di gudang dan 84,75 ribu ton beras impor yang masih dalam perjalanan. Stok ini tersebar di berbagai gudang Bulog di seluruh Indonesia.

BACA JUGA:Meski Bukan Pejabat Negara, KPK Berwenag Periksa Kaesang atas Dugaan Gratifikasi Jet Pribadi

BACA JUGA:KPK Panggil Putra Syahrul Yasin Limpo Atas Kasus Korupsi Pengadaan X-Ray di Kementan

Arief juga mengungkapkan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menambah stok CBP, terutama karena data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi beras pada September dan Oktober 2024 diperkirakan masing-masing mencapai 2,87 juta ton dan 2,59 juta ton. 

Ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan produksi pada Juni dan Juli yang masing-masing tercatat 2,06 juta ton dan 2,05 juta ton.

Survei BPS juga menunjukkan bahwa produksi beras pada September dan Oktober akan melebihi konsumsi nasional yang hanya 2,58 juta ton, menandakan adanya surplus produksi. “Kami sedang mempersiapkan stok cadangan beras pemerintah dengan intensif untuk mengantisipasi kebutuhan di masa depan,” ujar Arief.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menginformasikan bahwa dari kuota impor beras 3,6 juta ton tahun ini, Bulog telah merealisasikan 2,4 juta ton.

BACA JUGA: Penjualan e-meterai Terganggu, Pelamar CPNS Kesulitan Daftar, Peruri Minta Maaf

BACA JUGA:Ini Daftar Bansos Yang Akan Cair September 2024

Dengan sisa kuota 1,2 juta ton, diharapkan beras impor ini dapat terealisasi sepenuhnya dan tiba sebelum Desember 2024. Beras impor ini akan digunakan untuk meningkatkan cadangan beras pemerintah, termasuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual dengan harga Rp12.500 per kg. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan