Babel Bangkit dengan Pertanian: DPRD Gandeng Kementan Fokus Kembangkan Padi dan Lada

Komisi II DPRD Babel saat melaksanakan kunjungan kerja ke BBSIP SDLP, Kementan RI-Ist-

BELITONGEKSPRES.COM - Komisi II Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melaksanakan kunjungan kerja ke Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Pengujian Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSIP SDLP), Kementan RI.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Agung Setiawan mengatakan, ekonomi Babel pasca tambang sedang lesu. Perkembangan ekonomi hanya tumbuh di angka 1,8 persen.

"Kita mengajak lembaga BBSIP SDLP membantu membangun kembali ekonomi yang berkelanjutan dengan sistem digitalisasi di sektor pertanian," kata Agung Setiawan usai kunjungan kerja, Kamis 22 Agustus 2024.

Agung menjelaskan, saat ini di Babel terdapat sekitar 30.000 hektare lahan padi, dan ini cukup luas.  Berdasarkan data satelit Landsat-8 edisi 190, periode 21 maret hingga 05 April Tahun 2024, Luas Baku Sawah (LBS) berada di angka 22.431 Ha, dengan standing corp 7.603.

BACA JUGA:DPRD Babel Setujui Pengurangan APBD 2024, Dipangkas Jadi Rp2,6 Triliun

BACA JUGA:Beliadi Hadiri Pelantikan Pj Gubernur Babel Sugito, Pesan Penting untuk Ekonomi dan Pilkada

"Namun banyak yang sudah lari ke sektor sawit. Nah ini yang kita khawatirkan karena kalau semua larinya ke sawit nanti tidak akan ada yang memiliki sawah lagi. Pasca timah arahnya memang ke pariwisata tetapi kita melihat ke pertanian juga," jelas Agung. 

Senada, Anggota Komisi II DPRRD Babel Toni Mukti, mengungkapkan 'hasrat terpendam' masyarakat pertanian Bangka Belitung yang sangat ingin kembali ke era kejayaan lada.

Sebetulnya, mereka ingin mengembalikan kearifan lokal ikonik yakni pada lada Bangka Belitung.  Namun, saat ini banyak yang sudah lari. Maka, lada hampir punah karena penyakit kuning yang tidak bisa disembuhkan. 

"Lada ini bisa menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, tapi kendala berada di penyakit. Saya khawatir dengan kondisi Babel karena selalu import beras, banyak loss money hanya untuk beli beras saja. Masyarakat juga banyak tertipu soal pupuk asli tapi palsu 'aspal' yang bereda," terangnya.

BACA JUGA:Pj Gubernur Babel Kembali Berganti, Sudah Keempat Kalinya Pasca Erzaldi

BACA JUGA:Komisi IV DPRD Babel Pelajari Bantuan Dana Pendidikan Untuk Sekolah Swasta

Sementara itu, Dr Ladyani Retno selaku Kepala sekaligus peneliti dari Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Pengujian Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSIP SDLP), Kementan R I membenarkan, apabila padi untuk ketahanan pangan di Babel masuk ke kategori merah. 

Terkait lahan di Babel ada yang mengeluhkan kalau sawit nya tinggi langsung tumbang, karena lapisan tanahnya dangkal dan ada batuan bumi yang dekat di bawahnya.  "Yang paling subur adalah tanah bagian atas. Ada padi gogo dan ada padi sawah," katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan