No Day

Dahlan Iskan--

Pawai Rabu lusa dilakukan sejak dari Bandara Supadio. Yakni sejak Veddriq mendarat dari Jakarta. Setelah pawai, Veddriq akan pulang ke Gang Harapan --kumpul dengan ayah ibu dan adiknya.

BACA JUGA:Pikul Bayar

Rumah di Gang Harapan itu kini sudah lebih baik dibanding Veddriq belum juara nasional. Semuanya Veddriq yang membiayai. Ekonomi Veddriq memang kian baik.

Sedangkan ekonomi ayahnya menurun. Order ukiran terus merosot. Perabot kayu kian langka. Kayu sudah digantikan plastik dan bahan olahan lainnya.

”Veddriq...minta...saya...berhenti....kerja," ujar Sumaryanto lirih.

Matanya sembab saat bercerita soal kebaikan hati anaknya itu. Ia berlinang. Tersedak. Terdiam. Lama. Wajahnya menengadah ke langit-langit.

Cerita pun diteruskan oleh istrinya. Sang istri duduk di bawah. Di lantai. Dengan jilbab warna abu-abu tua dan baju panjangnya yang berwarna hitam. Sang istri juga hanya bisa berkata satu dua kata. Lalu ikut sesenggukan.

BACA JUGA:Pikul Lumpia

Setelah tidak kerja Sumaryanto memilih menjaga kesehatan dengan bersepeda. Habis salat subuh ia selalu naik sepeda sejauh sekitar 20 km. Setiap hari. Lalu ke masjid. Mengaji. Pulang. Nonton TV.

Sumaryanto menonton saat anaknya bertanding di Paris. Nonton di TV. Di rumahnya di Gang Harapan. Bersama keluarga. Lewat live streaming Vidio.

Saat Veddriq dan delegasi Indonesia pulang ke Indonesia mereka diterima Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta. Ayah, ibu, dan adik Veddriq dibiayai ke Jakarta. Ikut ke istana.

"Sudahkah dibicarakan untuk apa hadiah sebanyak Rp 6 miliar dari presiden?"

"Veddriq akan membangun fasilitas panjat tebing di Pontianak. Ia akan membina anak-anak muda untuk berprestasi di panjat tebing," ujar sang ayah.

BACA JUGA:Pikul Agama

"Veddriq juga akan membangun gym untuk masa depannya," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan