Hari Kemerdekaan jadi Pengingat untuk Terus Majukan Diplomasi RI
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menhan Prabowo Subianto (ketiga kiri) dan Ketua DPR Puan Maharani (kedua kiri) mengikuti upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di lapangan upacara Istana Negara Ibu Kota--
Selain menargetkan kehadiran wakil dari 28 negara besar Afrika yang mewakili setengah lebih populasi kontinen itu, Indonesia turut menargetkan tercapainya kesepakatan bisnis dengan nilai transaksi konkret sebesar 3,5 miliar dolar AS (Rp56,07 triliun) antara berbagai industri RI dan Afrika.
BACA JUGA:Menjaga Inflasi Tetap Terkendali dalam Sasaran
Inisiatif tersebut disambut baik oleh negara-negara Afrika, seperti yang ditunjukkan oleh Mozambik melalui Duta Besarnya untuk Indonesia, Belmiro Jose Malate. Ia mengharapkan supaya IAF Ke-2 nanti dapat menciptakan mekanisme yang dapat mendorong penguatan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Melalui forum tersebut, ia yakin Mozambik bisa mencapai kesepakatan kerja sama dengan Indonesia dan menemukan cara untuk menjalankan maupun mendanai program-program yang ingin dicapai antara kedua negara.
IAF 2024 juga memberi kesempatan bagi sektor swasta Mozambik untuk menjalin kerja sama lebih luas dengan negara lain guna meningkatkan perekonomian nasional.
"Karena tanggung jawab pembangunan negara tidak hanya diemban pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat," kata Jose Malate.
BACA JUGA:Kesinambungan Kunci Estafet Kepemimpinan
Solidaritas Palestina
Selain itu, dukungan bagi kemerdekaan Palestina tak pernah luput dari bibir Indonesia yang terus menyala di hadapan pemimpin dunia. Tekad bangsa Indonesia untuk mengenyahkan penjajahan Israel atas negeri Palestina pun tercermin dalam diplomasi RI.
Posisi tersebut sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yang jelas menyebut bahwa “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dengan demikian, solidaritas Palestina menjadi salah satu pesan inti yang selalu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam berbagai agenda internasional. Retno telah menunjukkan hal tersebut dalam Pertemuan Ke-57 Menteri Luar Negeri se-ASEAN (AMM Ke-57) di Laos, Juli lalu.
BACA JUGA:'Pohon Beringin' Bergoyang Ditengah Isu 'Reshuffle' Kabinet
Baik dalam sesi utama, retreat, ataupun dalam sesi pertemuan dengan mitra wicara ASEAN, Retno tak lupa terus mengingatkan rekan dialognya akan pentingnya membela hak rakyat Palestina dengan mendorong gencatan senjata segera dan pengakuan atas negara itu.
Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury turut menegaskan bahwa Indonesia terus berkomitmen memperjuangkan kepentingan Palestina dalam kesempatan apapun, bahkan termasuk dalam agenda IAF Ke-2 September nanti.
Pendirian teguh Indonesia dalam membela Palestina dalam berbagai kesempatan tersebut membuat Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun amat yakin Indonesia, meski di bawah pemerintahan baru, akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaannya