Wanita Global

Dahlan Iskan--

Di Amerika kemarin itu saya bertemu empat wanita istimewa.

Yang satu bernama Mel, di Oakland, tidak jauh dari rumah masa kecil Kamala Harris. Aslinyi Banyuwangi. Tamatan Madrasah Aliyah. Tidak pakai jilbab. Kaca mata hitamnya dipadu dengan jaket ketat yang keren. Dia sangat menjaga diri agar hanya makan makanan yang pasti halal.

Bagi Mel, lebih baik hanya makan sayur daripada makan daging ayam yang tidak tahu disembelih dengan cara apa (Baca Disway: Bismillah Karnaval).

Tapi Mel tidak sok halal. Dia tidak menunjukkan ekspresi wajah negatif ketika orang di sebelahnyi makan apa saja.

Bahkan dia berusaha menutupi orientasi keras halalnyi itu dengan cara yang sangat sopan: "saya vegetarian".

Suaminyi orang bule. Asal Prancis. Pun suaminyi yang meninggal beberapa tahun lalu: juga orang kulit putih.

Mel ikut saya ke acara makan malam di Palo Alto --kawasan startup di Silicon Valley.

Dalam perjalanan, di dalam mobil, saya dengar percakapan Mel dengan wanita di sebelahnyi yang lagi mengemudi.

"Boleh nggak saya pindah kerja ke tempatmu," tanya Mel.

"Boleh. Mulai minggu depan?"

"Jangan minggu depan. Saya masih mau urus anak saya dulu. Bagaimana kalau mulai bulan depan."

"Boleh."

"Berapa gajinya?”

"Mau kan USD 70 per jam?”

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan