Anggota BSN Pastikan Galon Polikarbonat Masih Aman Digunakan Meski Ada Isu BPA

Ilustrasi galon air minum. (Istimewa)--

BELITONGEKSPRES.COM - Arief Safari, anggota Dewan Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Badan Standardisasi Nasional (BSN), menegaskan bahwa penggunaan galon guna ulang tetap dianggap aman.

Pernyataan ini disampaikan setelah munculnya kekhawatiran tentang potensi paparan Bisphenol A (BPA) dari galon berbahan polikarbonat.

"Selama bertahun-tahun saya menggunakan galon tersebut tanpa mengalami masalah, jadi saya rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Arief Safari di Jakarta baru-baru ini.

Dia menambahkan bahwa isu mengenai paparan BPA dari galon ke makanan dan tubuh manusia memerlukan penelitian yang lebih mendalam. Hal ini karena BPA tidak hanya ditemukan pada galon guna ulang, tetapi juga pada berbagai jenis kemasan pangan lainnya.

BACA JUGA:Kenali 10 Manfaat Jahe untuk Kesehatan Anda, Solusi Alami untuk Kolesterol Hingga Asam Urat

BACA JUGA:Kenali 3 Kemungkinan Penyebab Sariawan yang Tak Kunjung Sembuh, Bisa Jadi Kondisi Autoimun

Arief menjelaskan bahwa studi komprehensif diperlukan untuk mengukur dan memberikan informasi yang akurat tentang kemasan pangan mana yang memberikan paparan BPA yang signifikan. 

Menurutnya, tidak adil jika hanya galon air minum dalam kemasan (AMDK) yang disalahkan, mengingat ada banyak jenis kemasan lain yang juga mengandung BPA.

"Pengukuran harus melibatkan berbagai jenis kemasan, bukan hanya satu item. Jika hanya satu kemasan yang diinvestigasi, bisa jadi ada dugaan bahwa ini hanya masalah persaingan bisnis," katanya.

Dia menegaskan bahwa informasi yang akurat sangat penting untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat mengenai paparan BPA. Selain itu, hak atas informasi yang benar diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

BACA JUGA:10 Manfaat Minum Jus Timun yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Cegah Resiko Kanker

BACA JUGA:Kenali 3 Kemungkinan Penyebab Sariawan yang Tak Kunjung Sembuh, Bisa Jadi Kondisi Autoimun

Arief juga menyoroti bahwa revisi ambang batas BPA yang diusulkan oleh Badan Keamanan Pangan Eropa (EFSA) masih memicu perdebatan, terutama karena alasan yang diberikan belum jelas. Bahkan, Institut Federal untuk Penilaian Risiko di Jerman (BfR) menolak usulan tersebut.

"Selain itu, BPA yang terpapar pada tubuh kita juga akan dikeluarkan melalui urin, jadi tidak semua paparan tersebut akan terakumulasi dalam tubuh," tutup Arief. (jpc)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan