Rahasia Sukses Koperasi Besar Dunia

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berbicara pada Seminar Hari Koperasi Nasional ke-77 di Jakarta, Jumat (19/7/2024). (ANTARA/HO-Kemenkop UKM)--

Sistem tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Dr. Charles Howarth, ketua kedua Koperasi Rochdale yang belajar dari Dr. Archibald Campbell yang berasal dari komunitas Owenite (penganut pemikiran Robert Owen) dari hasil mendengarkan saran dari intelektual Dr. W. King dan tokoh reformis sosial lainya (Thompson, 2012).

BACA JUGA:Upaya Peningkatan Tata Kelola Aset Desa

Dalam korporasi kapital, diketahui sistem pembagian keuntungan, profit, atau earning, atau deviden itu hanya dibagi kepada pemodal finansial atau sering disebut sebagai investor atau shareholder atau stockholder. Mereka yang mendapatkan bagian keuntungan perusahaan adalah hanya penyetor modal finansial.

Sistem DIVVY sendiri merupakan sebuah keunggulan dari sistem koperasi yang jika diterapkan maka akan sulit sekali dapat disaingi oleh korporasi kapitalis.

Sebab, korporasi selama ini hanya membagi keuntungan didasarkan pada besaran modalnya. Paling banter hanya akan memberikan bagian keuntungan pada karyawannya seperti yang berlaku pada korporasi yang telah melaksanakan pembagian saham pada pekerjanya (employee share ownership plan/ESOP).

Koperasi lebih dari itu karena membagi keuntungan atau SHU kepada konsumennya sekalipun. Ini akan berdampak pada loyalitas dari konsumen/nasabah/ pelanggan dan pemiliknya.

BACA JUGA:Melawan Pelecehan Verbal dengan Berani Bicara

Dimanapun semua perusahaan pasti ketika menjalankan operasionalisasinya akan ditujukan untuk mendapatkan jumlah pendapatan (revenue) atau istilah awamnya omzet atau penjualan dalam istilah akuntansinya.

Dari omzet yang ada lalu dikurangi terlebih dulu harga pokok penjualan(HPP), lalu baru dihasilkan keuntungan bruto. Dari keuntungan bruto kemudian akan dikurangkan terlebih dahulu oleh biaya biaya dan di dalamnya ada biaya gaji, biaya penyusutan dan amortisasi, biaya administrasi dan umum, biaya operasional dan lain lain.

Barulah kemudian dihasilkan keuntungan bersih sebelum bunga dan pajak. Istilah akuntansinya disebut earning before interest and tax (EBIT). Setelah dikurangi pajak dan bunga barulah diketahui jumlah keuntungan atau SHU bersih yang kemudian akan dibagi.

Notasinya adalah sebagai berikut:

P - HPP = SK - BB = SHU

Keterangan:

P = Penjualan

HPP = Harga Pokok Penjulan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan