Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah, Data PMI AS Tekan ke Level Terendah

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah, Data PMI AS Tekan ke Level Terendah-- (Antara)

Sebagai respons terhadap situasi ini, pemerintah berencana untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yang diprediksi akan memiliki dampak besar pada sektor properti di Indonesia.

BACA JUGA:Mengulas Teknologi Terbaru Yamaha NMAX TURBO: Dari YECVT hingga Fitur Riding Mode

Sunarsip, Chief Economist dari IEI, menyarankan para pelaku di sektor properti untuk mengelola pengeluaran mereka dengan bijak dan melakukan mitigasi terhadap kemungkinan kenaikan biaya di masa mendatang.

Aloysius Budi Santoso, Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, menyatakan bahwa industri perdagangan merupakan salah satu sektor yang paling terdampak oleh pelemahan kurs rupiah ini.

Industri perdagangan sangat bergantung pada komoditas impor yang dijual dalam rupiah, sehingga pelemahan kurs memberikan tekanan yang besar pada sektor ini.

Sektor manufaktur juga sangat terdampak, karena bahan baku untuk industri ini sebagian besar diperoleh melalui impor.

BACA JUGA:Kenaikan HET Minyakita: Beban Baru Ibu Rumah Tangga Saat Harga Pangan Serba Naik

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menanggapi situasi ini dengan menyatakan bahwa Bank Indonesia akan terus hadir di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Setelah menghadiri rapat dengan Presiden Jokowi di istana, Perry menyebutkan bahwa Bank Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk menaikkan suku bunga sebagai langkah meredam fluktuasi rupiah.

Selain itu, Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan sektor fiskal, dalam hal ini Kementerian Keuangan, untuk bersama-sama menjaga agar nilai tukar rupiah tidak semakin terpuruk terhadap dolar. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan