Inflasi Babel Terendah Nasional, Beliadi: Ini Bukan Prestasi, Tapi Tanda Daya Beli Turun

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Beliadi--

TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.COM - Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Beliadi, terus menyoroti langkah Pemprov Babel dalam menangani sengkarut masalah ekonomi yang kompleks.

Menurut Beliadi, berdasarkan laporan terbaru, Babel menduduki posisi pertama provinsi dengan inflasi terendah secara nasional pada Mei 2024. Yakni, dengan tingkat inflasi sebesar 1,25 persen. 

Selain itu, Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Babel juga menunjukkan penurunan signifikan sebesar -2,35% pada minggu pertama Juni 2024, yang merupakan angka terendah secara nasional. Ini menandakan stabilitas dan terkendalinya inflasi di wilayah tersebut.

"Saya merasa kasihan melihat Pemprov Babel yang senang dengan inflasi terendah ini," kata Beliadi dalam keterangan tertulis kepada Belitong Ekspres, Selasa, 11 Juni 2024. 

Menurut politisi Partai Gerindra itu, kondisi ini bukan disebabkan oleh pengendalian inflasi yang efektif, melainkan karena daya beli masyarakat yang menurun drastis.

BACA JUGA:Harga Bahan Pokok di Pasar Tanjungpandan Tetap Stabil, Jelang Idul Adha 2024

BACA JUGA:Kasus Timah Ilegal di Belitung, Ada Peran Buyung di Balik Terdakwa Aloy?

Beliadi menjelaskan bahwa daya beli masyarakat Babel saat ini sangat rendah, bahkan dengan penurunan harga yang drastis pun, banyak barang tetap tidak laku terjual. 

"Jika kita ambil angka tertinggi 100, daya beli Babel saat ini turun ke angka 25 hingga 30. Ini menunjukkan bahwa pelaku pasar harus menurunkan harga secara signifikan karena tidak ada pembeli," jelasnya.

Ia menekankan bahwa penurunan angka inflasi tidak selalu mencerminkan keberhasilan ekonomi. Faktanya, pertumbuhan ekonomi Babel berada di bawah 2 persen, yang menunjukkan kondisi ekonomi yang sangat lemah. 

Beliadi meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk membaca data ekonomi dengan benar. Sebab barang yang tidak laku meskipun harganya sudah diturunkan bukanlah tanda keberhasilan TPID, melainkan kegagalan pertumbuhan ekonomi. 

"Kita semua tahu dampak dari penegakan hukum di sektor pertambangan yang menghancurkan ekonomi Babel," ujar Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Belitung Timur ini.

Beliadi pun terus mengkritik langkah Pemprov Babel yang hingga kini belum menunjukkan solusi nyata untuk mengatasi situasi ekonomi yang memburuk. 

BACA JUGA:Remaja 17 Tahun Diamankan Karena Miliki 16 Paket Sabu

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan