BMKG Keluarkan Peringatan Dampak La Nina Tahun 2024

Ilustrasi: Banjir besar yang pernah melanda Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2017 lalu--

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa fase iklim hangat El Nino kini telah berstatus netral. Oleh karena itu, La Nina diperkirakan akan muncul pada tahun 2024.

Menurut laporan cuaca harian BMKG pada 19-21 Mei 2024, indeks NINO 3.4 berada pada nilai +0.45, yang menunjukkan bahwa El Nino berada dalam status netral dan tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia.

El Nino dan La Nina merupakan bagian dari pola iklim El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang melibatkan perubahan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur. 

El Nino terjadi ketika suhu mencapai +0,5 derajat Celsius atau lebih, sedangkan La Nina terjadi jika suhu turun di bawah -0,5 derajat Celsius. Di antara kedua kondisi tersebut, ENSO dikategorikan sebagai netral.

Badan Meteorologi Australia (BoM) dalam laporan ENSO Outlook menyatakan bahwa saat ini indikator atmosfer dan samudera berada dalam fase netral ENSO. 

BACA JUGA:Sebelum Jatuh di BSD, Pesawat IFC Sempat Mengirimkan Sinyal Darurat Mayday

BACA JUGA:Jemaah Indonesia mulai bergerak dari Madinah ke Makkah

Namun, mereka juga menambahkan bahwa Outlook ENSO saat ini berada pada "La Nina Watch," yang menandakan kemungkinan terbentuknya La Nina pada tahun 2024 di Samudra Pasifik. BoM menyebutkan bahwa peluang terjadinya La Nina semakin besar. Berdasarkan data historis, probabilitas terjadinya La Nina diperkirakan sekitar 50 persen. 

Beberapa faktor yang mendukung kemungkinan munculnya La Nina antara lain adalah fase ENSO netral atau penurunan El Nino, karakteristik La Nina dalam empat dari sepuluh tahun pengamatan Indeks Osilasi Selatan (SOI), serta adanya pendinginan signifikan di bawah permukaan Samudra Pasifik khatulistiwa bagian barat atau tengah.

Faktor lain yang mendukung potensi terjadinya La Nina adalah hasil survei dari sebagian besar model iklim, yang menunjukkan adanya pendinginan berkelanjutan hingga 0,8 derajat Celsius di bawah rata-rata di wilayah NINO3 atau NINO3.4 pada akhir musim dingin atau awal musim semi.

Menurut International Research Institute for Climate and Society (IRI), La Nina sangat mungkin terjadi pada periode Agustus–Oktober 2024 hingga Desember–Februari 2025. 

BACA JUGA:Elon Musk Nilai PLTS Miliki Potensi Solusi Mengatasi Krisis Ketersediaan Air Global

BACA JUGA:Presiden Jokowi Memperkenalkan Prabowo Subianto presiden RI terpilih di World Water Forum

Pada periode Mei-Juni-Juli, peluang terjadinya La Nina sebesar 7 persen, sementara ENSO netral mencapai 83 persen dan El Nino hanya 10 persen. Pada Oktober-November-Desember, probabilitas La Nina naik menjadi 69 persen, dengan ENSO netral sebesar 26 persen dan El Nino sebesar 5 persen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan