Waspada Jika Mengalami Gejala Ini, Bisa Jadi Tanda Awal Risiko Gagal Jantung
Ilustrasi, gejala awal terkena gagal jantung--
Selanjutnya, pemeriksaan ekokardiografi jantung (ECHO) digunakan untuk mengevaluasi struktur dan fungsi jantung. Selain itu, pemeriksaan laboratorium darah juga dilakukan, seperti NTproBNP, untuk mendukung diagnosis dan mengevaluasi kelainan penyerta yang berkaitan, seperti fungsi ginjal, diabetes melitus, anemia, fungsi tiroid, dan kadar zat besi.
Pada tahap berikutnya, pemeriksaan pencitraan lanjut seperti MRI jantung, pencitraan nuklir, atau CT Scan jantung dapat dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis dan menentukan penyebab pasti dari gagal jantung.
Adapun terapi untuk kondisi gagal jantung biasanya mencakup perubahan gaya hidup, seperti diet rendah garam dan pembatasan asupan cairan dari minuman dan makanan, usaha penurunan berat badan, serta peningkatan kapasitas latihan dan olahraga.
Selain itu, mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari kondisi juga sangat penting. Sebagai contoh, jika terdapat penyakit jantung koroner yang parah, intervensi seperti pemasangan stent atau bahkan operasi bypass jantung dapat dilakukan.
Mengoptimalkan penggunaan obat-obatan juga merupakan bagian penting dalam pengelolaan gagal jantung. Kombinasi berbagai jenis obat khusus untuk gagal jantung sering kali diperlukan dan harus diminum secara rutin dalam jangka panjang.
Pada kasus gagal jantung yang sudah mencapai stadium lanjut, prosedur-prosedur khusus mungkin diperlukan. Ini bisa termasuk pemasangan pacu jantung khusus untuk sinkronisasi otot jantung (CRT), penjepitan katup mitral yang bocor melalui kateterisasi jantung (klip katup mitral), implantasi mesin pompa jantung buatan (LVAD) melalui prosedur bedah jantung, hingga transplantasi jantung.