Sabtu, 09 Nov 2024
Network
Beranda
Terkini
Babel Raya
Belitong Raya
Beltim Raya
All Sport
Politik
Nasional
Kombis
Disway
Derap Nusantara
Lainnya
Kesehatan
Life Style
Opini
Network
Beranda
Opini
Detail Artikel
10 Tanda Lemahnya Iman
Reporter:
H Johan Muhammad Nasir
|
Editor:
|
Kamis , 21 Dec 2023 - 23:13
H Johan Muhammad Nasir -Dok Pribadi---
10 tanda lemahnya iman kita meyakini dengan pasti bahwa iman itu dapat bertambah juga dapat berkurang. iman akan bertambah dengan amal ketaatan. iman akan berkurang dengan amal kemaksiatan dan dosa. melemahnya iman seseorang tentu ada tanda-tandanya. ada banyak sekali. tanda-tanda lemahnya iman ini harus kita pahami dengan baik. selalu kita ingat. selalu kita jadikan bahan muhasabah dan evaluasi diri setiap hari. dengan mengenali tanda lemahnya iman, kita berhadap kepada allah ‘azza wajalla agar kita mampu mengendalikan diri sehingga kita memiliki kesempatan untuk menjaga iman kita agar tidak terus merosot. apa saja tanda lemahnya iman? baca juga:bantuan gizi: gagasan atau gimik politik? baca juga:merdeka mengajar sebagai pintu merdeka belajar peserta didik pertama: malas melaksanakan amal ketaatan dan cenderung meremehkannya tanda lemahnya iman yang paling mudah dikenali adalah tumbuhnya rasa malas untuk melaksanakan amal ketaatan. tanda yang lebih serius dari itu adalah meremehkan amal ketaatan. terutama yang sifatnya amal tambahan atau nafilah. jika pun mau melaksanakan amal ketaatan, itu dilaksanakan dengan penuh kemalasan. persis seperti firman allah ‘azza wajalla ketika menyebutkan beberapa sifat orang munafik yang suka malas mengerjakan shalat. وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ “dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.” (qs. an-nisa’: 142) orang yang malas melaksanakan amal ketaatan, tumbuh dari sikap kurangnya rasa kepedulian terhadap hukum dan keutamaan amal ketaatan tersebut. akhirnya ia mulai meremehkan kedisiplinan waktu pelaksanaan amal ketaatan. seolah, ia telah kehilangan harapan besar untuk mengharap pahala dari allah ‘azza wajalla. tanda lemahnya iman berupa malas ibadah ini terwujud dalam sikap menunda pelaksanaan haji padahal ia mampu, mundur dari medan perang padahal dia mampu untuk maju, menunda pelaksanaan shalat wajib padahal tidak ada uzur, bermalas-malas mendatangi shalat jumat padahal dalam kondisi longgar. baca juga:opsi solusi pengungsi rohingya baca juga:mengerem syahwat kekuasaan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, لاَ يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ عَنِ الصَّفِّ الأَوَّلِ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِى النَّارِ “tiada henti-hentinya suatu kaum mengakhirkan dari shaf pertama sehingga allah mengakhirkan mereka dalam neraka.” (hr. abu daud no. 679) ketika ia tidur, sama sekali tidak memiliki kewaspadaan jika saja tidurnya melampaui jadwal waktu shalat. bahkan ia tidak berhasrat untuk mengqadha shalat yang ia tinggalkan. ia tidak peduli untuk ikut shalat ide bersama kaum muslimin. ia tidak peduli untuk ikut menyalatkan dan mengantar jenazah muslim ke pemakamannya. ia tidak peduli untuk ikut melaksanakan shalat gerhana bersama kaum muslimin. gambaran ini sangat bertolak belakang dengan sifat seorang mukmin sejati sebagaimana difirmankan allah ‘azza wajalla, فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ “maka kami kabulkan doanya, dan kami anugerahkan kepadanya yahya, dan kami jadikan istrinya dapat mengandung. sungguh, mereka selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan, dan mereka berdoa kepada kami dengan penuh harap dan cemas. dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada kami.” (qs. al-anbiya: 90) baca juga:islam melindungi perempuan dari kdrt baca juga:home visit, langkah proaktif meningkatkan kualitas pendidikan dan menyelesaikan permasalahan siswa kedua: melakukan kedurhakaan dan dosa tanda lemahnya iman yang kedua adalah melakukan kedurhakaan dan dosa. jika diri kita mulai merasa ringan melakukan kedurhakaan, perbuatan dosa, dan perbuatan maksiat, bisa jadi iman kita sedang melemah. terlalu sering melakukan kedurhakaan bisa berubah menjadi kebiasaan. jika telah menjadi kebiasaan, otomatis ia akan merasa berat untuk meninggalkannya. secara perlahan, rasa takut dan kesadaran bahwa itu adalah perbuatan dosa pun akan hilang dari lubuk hatinya. akhirnya, pelakunya mulai berani melakukan kedurhakaan secara terang-terangan. persis seperti sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ “semua umatku dimaafkan kecuali orang-orang yang melakukan dosa dengan terang-terangan. dan sesungguhnya termasuk melakukan dosa dengan terang-terangan adalah seseorang melakukan suatu dosa di waktu malam hari, kemudian ketika pagi dia berkata (kepada orang lain), ‘hai fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu!’, padahal di waktu malam rabbnya telah menutupinya (yaitu tidak ada orang yang mengetahuinya), namun di waktu pagi dia membongkar tirai allah terhadapnya (yaitu menyampaikan kepada orang lain).” [hr. al-bukhari no. 6069; hr. muslim no. 2990] ketiga: tidak marah jika menyaksikan pelanggaran syariat tanda lemahnya iman yang berikutnya adalah tidak adanya rasa marah jika menyaksikan pelanggaran syariat. baik berupa pelanggaran terhadap hal-hal yang haram, atau pelanggaran terhadap aturan-aturan syariat islam lainnya. mengapa itu bisa menimpa seseorang? sebab ghirah dalam hatinya telah padam, sehingga anggota tubuhnya tidak mampu lagi mengingkari pelanggaran-pelanggaran syariat tersebut. dari mimik wajahnya pun, samak sekali tidak ada perubahan ekspresi ketika melihat kemungkaran terjadi. ini tanda iman sedang lemah. rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, إِذَا عُمِلَتْ الْخَطِيئَةُ فِي الْأَرْضِ كَانَ مَنْ شَهِدَهَا فَكَرِهَهَا وَقَالَ مَرَّةً أَنْكَرَهَا كَانَ كَمَنْ غَابَ عَنْهَا وَمَنْ غَابَ عَنْهَا فَرَضِيَهَا كَانَ كَمَنْ شَهِدَهَا “jika ada satu kemaksiatan dikerjakan di muka bumi, maka orang yang melihat lalu membencinya,” dalam riwayat lain, “lalu ia mengingkarinya, ia seperti orang yang tidak melihatnya. sedangkan bagi orang yang tidak melihatnya, namun ia ridha dengan kemaksiatan tersebut, maka ia seperti orang yang melihatnya.” (hr. abu daud no. 4345) keempat: menilai sesuatu dengan standar dosa atau tidak dosa, mengabaikan standar hukum makruh menilai sesuatu dari sisi terjadinya dosa atau tidak, serta tidak mau melihat dari sisi perbuatan yang makruh, merupakan tanda lemahnya iman. praktiknya seperti berikut ini. ada sebagian orang ketika hendak melakukan suatu pekerjaan, maka dia tidak bertanya tentang pekerjaan yang baik, tetapi dia bertanya apakah pekerjaan ini menjurus kepada dosa atau tidak, apakah pekerjaan itu menjurus kepada dosa atau tidak, haram atau sekedar makruh saja? kondisi kejiwaan seperti ini dapat menyeret dirinya kepada syubhat dan perbuatan-perbuatan yang dimakruhkan. lambat laun menjurus kepada hal-hal yang diharamkan. mengapa demikian? karena pelakunya tidak memiliki proteksi untuk tidak melakukan perbuatan yang dimakruhkan atau pekerjaan yang syubhat meskipun memang hal tidak tergolong perbuatan yang diharamkan. fenomena seperti ini persis seperti yang pernah digambarkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ أَلاَّ وِإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ “sebagaimana ada penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-nya.” (hr. al-bukhari dan muslim) baca juga:membentuk karater siswa yang kuat melalui salat zuhur berjemaah di sekolah contoh lain, ada sebagian orang yang ketika meminta fatwa atau bertanya tentang hukum suatu permasalahan syar’i, lalu ustadz atau syaikh yang ditanya menjawab haram, penanya masih saja bertanya apakah bobot keharamannya keras atau tidak, seberapa berat dosa yang ditimbulkan, dan semisalnya. model penanya seperti ini menunjukkan bahwa ia tidak memiliki keinginan kuat untuk menjauhi hal yang haram dan cenderung meremehkan dosa-dosa kecil. pada akhirnya, dengan sifat seperti ini justru ia akan terjatuh pada hal yang diharamkan tersebut tanpa sadar. rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ: أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا “niscaya aku akan melihat beberapa kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan kebaikan laksana gunung-gunung tihamah yang putih, kemudian allah ‘azza wajalla menjadikannya debu yang beterbangan.” ada yang bertanya: “wahai rasulullah, jelaskanlah sifat mereka kepada kami, agar kami tidak menjadi bagian dari mereka sementara kami tidak tahu.” nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “ketahuilah, mereka adalah saudara kalian, satu bangsa, dan bangun malam sebagaimana kalian. tapi jika mereka menyendiri dengan larangan-larangan allah, mereka melanggarnya.” (hr. ibnu majah no. 4245) ibnu mas’ud berkata, إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا “sesungguhnya orang mukmin melihat dosa-dosanya seperti ia duduk di pangkal gunung, ia khawatir gunung itu akan menimpanya, sedangkan orang fajir (selalu berbuat dosa) melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menempel di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang.” (hr. al-bukhari no. 6302) kelima: dada terasa sesak, perilaku mulai memburuk jika dada kita mulai sering terasa sesak, mudah gelisah karena urusan remeh, diikuti dengan perubahan perilaku yang semakin buruk, seperti sebelumnya tidak melakukan suatu kemaksiatan lalu tiba-tiba melakukannya, sebelumnya tidak melakukan suatu dosa tiba-tiba tumbuh keinginan untuk melakukannya, maka kita perlu waspada. ini adalah salah satu tanda lemahnya iman. baca juga:larangan absurd swafoto simbol jari bagi asn selama musim pemilu iman yang melemah akan menjadikan dadanya terasa sesak dan sempit. allah ‘azza wajalla sirnakan rasa lapang dari hatinya. sebagaimana sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, اَلْإِيْمَانُ: اَلصَّبْرُ وَالسَّمَاحَةُ “iman ialah kesabaran dan kelapangan hati.” (silsilah al-ahadits ash-shahihah no. 554) keenam: jarang membaca al-quran dan zikir sudah berapa lama kita tidak membaca al-quran? sepekan, sebulan, atau bahkan setahun? berapa sering kita berzikir mengingat allah ‘azza wajalla, hanya setelah shalat saja, atau setelah shalat pun tidak berzikir dan langsung keluar masjid? maka, waspadalah, karena lalainya kita dari membaca al-quran adalah tanda lemahnya iman. kenapa bisa demikian? orang yang imannya kuat adalah orang yang selalu mengingat allah ‘azza wajalla. di mana pun dan kapan pun. ia memiliki semangat untuk terus menggali makna di balik ayat-ayat allah ‘azza wajalla. artinya, interaksi dirinya dengan al-quran tentu sangat sering. sebaliknya, orang yang lemah imannya adalah orang yang paling lali dari mengingat allah ‘azza wajalla. jangankan menggali makna di balik ayat-ayat al-quran, membacanya saja ia tidak ada keinginan, berzikir saja jarang. ketujuh: gila hormat, jabatan, dan ketenaran jika diri kita mulai merasa nyaman dan sangat menikmati pujian orang lain, sangat menikmati ketenaran, sangat menikmati gelar dan jabatan, tanpa diiringi ketakwaan kepada allah ‘azza wajalla, maka kita patut untuk waspada. sebab semua itu merupakan tanda lemahnya iman. fenomena seperti ini telah jauh-jauh hari diperingatkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ
1
2
3
4
»
Last
Tag
# malas
# lemah iman
# iman
# johan muhammad nasir
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Belitong Ekspres Edisi 22 Desember 2023
Berita Terkini
Paylater Jadi Alternatif di Tengah Melemahnya Daya Beli, Bagaimana Dampaknya?
Nasional
3 jam
Baznas Targetkan 400 Kantor Digital pada 2025 untuk Tingkatkan Layanan ZIS
Nasional
3 jam
Menguatkan UMKM di Tengah Ancaman Krisis Ekonomi Global
Opini
3 jam
Integritas Komdigi Dipertanyakan, Maraknya Kasus Judi Online di Kalangan Pegawai
Nasional
3 jam
Relawan Djoss Beralih Dukung Isyak-Masdar, Alasannya Program IM Jelas dan Cemerlang
Politik
3 jam
Berita Terpopuler
LKBN Antara Apresiasi Potensi Pariwisata Belitung, Ajak Jurnalis Berperan Aktif
Belitong Raya
7 jam
Perkuat Penegakan Hukum, Yusril Sebut Pemerintah Lanjutkan Pembahahasan RUU Perampasan Aset
Nasional
9 jam
Pemerintah Pusat dan Daerah Bersinergi untuk Sukseskan Pilkada Serentak 2024
Beltim Raya
11 jam
Demi Penyelenggaraan Haji yang Bersih, Menag Gandeng KPK dan Kejaksaan
Nasional
6 jam
Mentan Bersama Menteri PU Percepat Swasembada Pangan Melalui Kolaborasi Strategis
Kombis
7 jam
Berita Pilihan
Relawan Djoss Beralih Dukung Isyak-Masdar, Alasannya Program IM Jelas dan Cemerlang
Politik
3 jam
Nasib Belasan Ribu Honorer di Ujung Tanduk, Gagal PPPK 2024 Tahap 1
Nasional
4 jam
LKBN Antara Apresiasi Potensi Pariwisata Belitung, Ajak Jurnalis Berperan Aktif
Belitong Raya
7 jam
Dampak Terpilihnya Trump Jadi Presiden AS Bagi Ekonomi RI
Opini
1 hari
Fenomena La Nina, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Hadapi Cuaca Ekstrem dan Potensi Bencana Hidrometeorologi
Nasional
1 hari