Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh Enam Persen pada 2026
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui dalam acara Run For Good Journalism 2025 by Forum Pemred di Jakarta, Minggu (16/11/2025)-Muzdaffar Fauzan-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia mampu tumbuh lebih cepat pada 2026 dan mencapai enam persen. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan keyakinannya bahwa arah kebijakan saat ini telah menguatkan pondasi pemulihan ekonomi.
Menurutnya, konsistensi pelaksanaan kebijakan ekonomi menjadi faktor utama yang akan membawa pertumbuhan ke level lebih tinggi. Ia menilai Indonesia berada pada jalur yang tepat selama kebijakan fiskal dijalankan secara disiplin.
Purbaya memproyeksikan ekonomi pada triwulan IV 2025 berada di sekitar 5,7 persen. Ia menegaskan bahwa stabilitas fiskal tetap terjaga dengan mempertahankan defisit APBN di bawah tiga persen sehingga prinsip kehati-hatian tetap dipatuhi.
Ia memastikan defisit berada dalam batas aman dan pengelolaan fiskal tetap disiplin untuk menjaga kepercayaan pasar serta kelanjutan program prioritas pemerintah.
BACA JUGA:BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2026 Hanya 5,33 Persen, Sedikit di Bawah Target Pemerintah
BACA JUGA:KADIN Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Lewat Peningkatan Produktivitas Nasional
Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2025 yang mencapai 5,04 persen dinilai mencerminkan pengelolaan APBN yang efektif. Purbaya menilai momentum ini ikut mendorong aktivitas ekonomi dan berkontribusi pada penciptaan 1,9 juta lapangan kerja.
Jumlah pengangguran turun 4.000 orang menjadi 7,46 juta pada Agustus 2025. Tingkat pengangguran terbuka juga menurun dari 4,91 persen pada Agustus 2024 menjadi 4,85 persen pada periode yang sama tahun berikutnya.
Konsumsi Rumah Tangga Menguat
Dari sisi permintaan domestik, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen secara tahunan. Peningkatan ini didorong mobilitas masyarakat yang semakin pulih, transaksi digital yang kian berkembang dan dukungan kebijakan pemerintah untuk menjaga daya beli.
Konsumsi pemerintah naik 5,49 persen. Belanja barang tumbuh 19,3 persen dan belanja pegawai meningkat 9,0 persen. Kinerja ini menjadi bukti bahwa pemerintah terus mempercepat penyerapan anggaran untuk menjaga momentum pertumbuhan dan memperkuat daya beli masyarakat.
Investasi atau pembentukan modal tetap bruto tumbuh 5,04 persen. Optimisme pelaku usaha terhadap prospek ekonomi nasional menjadi dorongan utama. Pemerintah juga menjaga stabilitas iklim investasi serta memperkuat kebijakan pendukung ekspansi usaha. (ant)