Membentuk Karater Siswa yang Kuat Melalui Salat Zuhur Berjemaah di Sekolah
Lisnawati-Dok Pribadi-
Tidak hanya itu, kumandang azan Zuhur juga setiap hari dilantunkan oleh peserta didik SMA Negeri 1 Riau Silip sebagai penanda bahwa sudah memasuki waktu salat. Peserta didik yang beragama Islam (terjadwal kelas) diperkenankan meninggalkan aktivitas pembelajaran di kelas untuk menjalankan salat zuhur secara berjamaah.
Hal ini sebagai solusi karena kondisi musala yang terbatas. Dalam pelaksanaan, peserta didik mengantre dan mengikuti sesi salat zuhur berjamaah dengan diimami oleh guru laki-laki.
BACA JUGA:Harta Karun Desa Limbongan
BACA JUGA:Mewujudkan Pemilu tanpa Pilu
Pembiasaan lain yang diterapkan adalah, dalam menjaga kebersihan musala. Setiap hari terjadwal piket musala dari kelas yang berbeda. Hal ini dilakukan anak didik sebagai bentuk tanggung-jawab mereka akan kebersihan dan kenyamanan pengguna musala.
Kegiatan ini juga melibatkan bantuan/kerja sama wali kelas, agar rutinitas itu terlaksana dengan baik. Bahkan saat musim kemarau beberapa bulan lalu, sekolah tetap menjalankan rutinitas salat zuhur berjamaah seperti biasa.
Siswa diwajibkan membawa 2 liter air dan boleh lebih untuk antisipasi jikalau persediaan air di sekolah tidak memadai. Melalui pembiasaan salat zuhur berjamaah diharapkan dapat mendidik karakter siswa untuk lebih memiliki tanggung jawab dan disiplin serta rasa memiliki.
Karakter mereka menjadi kuat sehingga terbiasa dan terlatih dengan praktik ibadah. Pembiasaan salat zuhur berjamaah, beserta rangkaian kegiatan lainnya seperti azan, zikir, berdoa dan menjaga kebersihkan tempat ibadahnya, peserta didik juga diajarkan rasa empati, memiliki jiwa seni, guna meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual.
Rasa spiritual mengingatkan penulis pada kisah (penulis menemukan kisah di akun facebook) yang mengangkat cerita seorang tukang las keliling, yang kemudian berhasil dan mempunyai banyak karyawan.
Sosok yang dimaksud adalah Budi Harta Winata. Karena 5 prinsip hidup yang ia yakini, menjadikan ia pengusaha yang sukses, 5 prinsip hidup yang ia pegang adalah; mengutamakan salat dan bedoa, perbanyak sedekah, menjalin hubungan baik dengan sesama manusia, melayani orang tua seperti raja, dan banyak bersyukur.
Setiap memasuki waktu azan ia menghentikan segala aktivitasnya dan memerintahkan kepada seluruh karyawannya untuk melaksanakan salat. Karena prinsip itulah membuat Allah mengangkat derajatnya di dunia. Dari kisah seorang tukang las keliling yang menjadi pemilik sebuah perusahaan besar ini sungguh sangat menggugah perasaan. Untuk itu, harus kita contoh amalan baiknya untuk pembiasaan kepada peserta didik.
Harapan sederhana seorang pendidik hanyalah menginginkan keberhasilan setiap anak-anak yang telah ia didik. Apa pun profesinya kelak setelah lulus belajar dari SMA (Negeri 1 Riau Silip), semoga kelak mereka bisa membaur di masyarakat dengan membawa nilai-nilai kebaikan yang telah mereka dapat.
Menjadi orang-orang yang beriman dan bertaqwa, bertanggung jawab atas pekerjaannya, memberikan manfaat untuk orang lain dan selalu menjaga salatnya. Karena sesungguhnya, hanya salatlah yang bisa menjaga mereka untuk selalu berbuat makruf dan mencegah perbuatan munkar.
BACA JUGA:Bidadari yang Berselendang Bianglala