MK Tolak Gugatan Redenominasi Rupiah, Permohonan Dinilai Tidak Jelas
Ketua Mahkamah Konstitusi Suhartoyo (tengah) didampingi Wakil Ketua MK Saldi Isra (kiri), dan Hakim Konstitusi Arief Hidayat (kanan)-Salman Toyibi-Jawa Pos
BELITONGEKSPRES.COM - Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan untuk menolak memproses gugatan terkait redenominasi rupiah yang diajukan oleh advokat Zico Leonard Djagardo Simanjuntak.
Gugatan yang mempersoalkan Pasal 5 ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf c dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dianggap tidak memenuhi syarat formil karena tidak jelas substansinya.
Dalam permohonannya, Zico meminta MK untuk menghapus tiga angka nol dari mata uang rupiah. Jika dikabulkan, pecahan Rp 1.000 akan berubah menjadi Rp 1 tanpa mengurangi nilai tukarnya. Namun, permintaan ini tidak sampai dibahas substansinya karena masalah pada format dan isi permohonan.
Ketua MK Suhartoyo dalam sidang pembacaan putusan yang digelar di Jakarta pada Rabu, 14 Mei, menyatakan, “Amar putusan, mengadili, menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima.”
BACA JUGA:Firli Bahuri Tanggapi Tuduhan Suap Hasto Kristiyanto: Ini Semua Fitnah
BACA JUGA:BPH Imbau Jemaah Haji Pastikan Visa Resmi Sebelum Berangkat ke Tanah Suci
Hakim Konstitusi Saldi Isra menambahkan bahwa permohonan yang diajukan tidak sesuai dengan ketentuan dalam UU MK dan Peraturan MK Nomor 2 Tahun 2021.
Tidak hanya formatnya yang dianggap tidak sistematis, isi petitum juga dinilai tidak lazim dan saling bertentangan, sehingga permohonan menjadi tidak jelas alias obscuur.
"Meski Mahkamah berwenang memeriksa permohonan ini, karena permohonannya kabur, maka Mahkamah tidak mempertimbangkan lebih lanjut kedudukan hukum dan pokok permohonan. Karena dinilai tidak relevan," ujar Saldi.
Zico sendiri berdalih bahwa keberadaan terlalu banyak angka nol di rupiah menyebabkan ketidakefisienan dalam transaksi.
Ia juga mengaku mengalami gangguan penglihatan akibat kebiasaan menghitung jumlah uang dalam nominal besar, yang menurutnya menimbulkan kelelahan mata atau digital eye strain.
Sebagai pembanding, Zico menyinggung pengalamannya saat berkunjung ke Singapura. Di sana, ia merasa lebih nyaman bertransaksi karena mata uang Dollar Singapura tidak memiliki terlalu banyak angka nol, sehingga lebih mudah dihitung. (jawapos)