Bank Indonesia Antisipasi Pengetatan Likuiditas Menjelang Lebaran

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) R. Triwahyono (tengah) dalam acara Taklimat Media di Jakarta, Kamis (6/3/2025)-Rizka Khaerunnisa-ANTARA

BELITONGEKSPRES.COM - Bank Indonesia (BI) memperkirakan likuiditas perbankan akan mengalami pengetatan pada periode menjelang Idul Fitri atau Lebaran, tetapi fenomena ini bersifat sementara dan musiman, sehingga tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan bank secara signifikan.

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono, dalam acara Taklimat Media di Jakarta, Kamis, mengatakan, "Dalam sebulan ke depan, ini bersifat musiman, jadi likuiditas kemungkinan akan mengetat, terutama menjelang Lebaran."

Triwahyono, yang akrab disapa Tri, menjelaskan bahwa menjelang Lebaran, masyarakat biasanya menarik uang kartal dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan seperti berbagi tunjangan hari raya (THR) dan mendapatkan uang baru.

"Penarikan uang kartal dalam jumlah besar ini berdampak signifikan pada likuiditas. Jadi, jika dalam 3-4 minggu ke depan likuiditas mengetat, itu wajar karena fenomena musiman," ujar Tri.

BACA JUGA:Bank Indonesia Gelar Program SERAMBI 2025 untuk Tukar Uang Pecahan Baru

BACA JUGA:Bapanas Sebut Harga Pangan Dijaga Stabil, Tak Melewati HET dan HAP

Tri menambahkan bahwa pengetatan likuiditas ini juga biasanya terjadi pada periode Natal dan Tahun Baru.

Secara umum, Tri menegaskan bahwa likuiditas perbankan saat ini berada dalam kondisi baik. Hal ini terlihat dari pergerakan suku bunga overnight antar bank atau Indonesia Overnight Index Average (IndoNIA) yang relatif berada di bawah suku bunga BI atau BI-Rate dalam beberapa waktu terakhir.

"Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) perbankan pada Januari 2025 tercatat di level 87,64 persen, turun sedikit dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di 88,57 persen. Meski menurun, likuiditas pada Januari 2025 masih ideal dalam rentang 78 persen hingga 92 persen," jelas Tri.

Adapun BI-Rate dipertahankan di level 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Februari 2025, setelah sebelumnya berada di 6 persen pada Desember 2024 dan diturunkan menjadi 5,75 persen pada Januari 2025.

Penurunan BI-Rate pada Januari 2025 diikuti oleh penurunan suku bunga pasar uang (IndONIA) yang berada di posisi 5,72 persen pada 6 Maret 2025, turun dari 6,02 persen pada awal Januari 2025. Tri menegaskan bahwa hal ini menunjukkan kondisi likuiditas perbankan yang baik.

Semoga sudut pandang baru ini dapat memberikan pemahaman yang lebih segar!  (antara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan