Menuju 100 Tahun Modernisasi Kelapa di Indonesia

Ilustrasi: Pohon kelapa--(ANTARA/Muhamad Nurman)
BACA JUGA:Ramadhan: Momentum Tebar Kebaikan, Tinggalkan Keburukan
Potensi produksi varietas kelapa dalam unggul tersebut antara 2,6 ton – 3,5 ton kopra/ha/tahun. Kelapa Hibrida KHINA-1, KHINA-2, KHINA-3, KHINA-4 dan KHINA-5 dan Hibrida Hengniu potensi produksinya 3,0-3,5 ton kopra/ha/tahun.
Sedangkan kelapa genjah menghasilkan 80-140 butir/pohon/tahun. Ada pula kelapa semitall, yaitu kelapa bido dari Kabupaten Pulau Morotai yang lambat bertambah tinggi dengan ukuran buah besar. Terkini pada 2024 kelapa dalam upat-upat dari Kabupaten Magelang, dilepas dengan ukuran buah jauh lebih besar dibandingkan dengan kelapa sebelumnya.
Kekuatan lembaga ini terletak pada bank genetiknya, yang menyimpan 100 aksesi kelapa dari seluruh wilayah Indonesia, termasuk kelapa merah waingapu dan kelapa kopyor Jepara.
Materi genetik untuk perakitan varietas unggul kelapa terpelihara dengan baik di Kebun Percobaan (Instalasi Pengujian) dan terekam secara digital. Teknologi whole genome sequencing memungkinkan identifikasi gen kelapa tahan kekeringan dan salinitas.
Varietas unggul yang menjadi materi perakitan kelapa Hibrida juga dikonservasi, seperti kelapa genjah raja, genjah kuning bali, kelapa genjah kuning nias, kelapa dalam mapanget, kelapa dalam palu, kelapa dalam tenga. Beberapa koleksi juga terus diuji untuk mengevaluasi produksi air niranya, yang menjadi bahan baku untuk pengolahan bioethanol dan gula kelapa.
Pengembangan Kelapa di Indonesia
Industri kelapa Indonesia menghadapi tantangan signifikan terkait usia tanaman yang menua dan serangan hama. Data menunjukkan 15% pohon kelapa Indonesia berusia lebih dari 50 tahun, mengakibatkan penurunan produktivitas. Selain itu, serangan hama Brontispa longissima dapat menyebabkan penurunan produksi hingga 60% dan potensi kerugian ekonomi mencapai US$40 juta (setara Rp. 600 miliar) per tahun.
BACA JUGA:Adaptasi Drainase Kota Kuno untuk Atasi Banjir Bekasi
Kementerian Pertanian telah meluncurkan program peremajaan 200 ribu hektare kelapa pada periode 2023-2024 dengan menyediakan dan menyebarkan benih unggul bersertifikat. Benih kelapa unggul BSIP Palma telah didistribusikan dan dimanfaatkan di seluruh Indonesia melalui kolaborasi bersama Direktorat Jenderal Perkebunan, Pemerintah Daerah dan swasta.
Pada awal tahun 2000 Balitka bekerja sama dengan Coconut Genetic Resources Network (COGENT) melakukan kegiatan Poverty Reduction Project di Sulawesi Utara dan Gorontalo. Pengembangan kelapa di wilayah sentra gula kelapa juga berhasil dan sukses mendampingi sekitar 500 petani kelapa di Sukabumi, Pangandaran dan Lampung.
Bekerja sama dengan PT. Unilever, Balit Palma mendampingi dalam penyediaan benih, budidaya, sampai penyadapan nira. Awalnya satu petani hanya mampu menderes 20 pohon setiap hari, dan meningkat menjadi 80 pohon setiap harinya, dengan introduksi kelapa Genjah pendek dan mudah sadap. Ada juga pengembangan kelapa lahan rawa di Kaltara yang sukses dalam pengembangannya.
Sejak bertransformasi, BSIP terus melanjutkan pengembangan kelapa melalui kerja sama dengan stakeholder di antaranya PT Cargill Internasional, WCS-IP Indonesia, Aliet Green, PT. Malisya Sejahtera, International Coconut Community, dan COGENT. Jalinan kolaborasi berbagai pihak, diharapkan mendorong pengembangan kelapa nasional.
Di level global, Indonesia aktif dalam kolaborasi dalam pengembangan bioekonomi kelapa. Sebagai anggota International Coconut Community (ICC), Indonesia terlibat dalam konsorsium riset bersama Filipina, India, dan Sri Lanka untuk mengembangkan industri kelapa negara anggota. Peningkatan nilai tambah, investasi di sektor hilir, seperti ekstraksi asam laurat untuk industri farmasi dan kosmetik, menjadi kegiatan penting dari konsorsium.
BACA JUGA:Menanti Lahirnya Kepala Daerah Peduli Penyiaran
Menjelang peringatan 100 tahun pengembangan kelapa, Indonesia perlu menerapkan tiga strategi utama yaitu digitalisasi rantai pasok, industrialisasi hijau, dan diplomasi budaya. Integrasi teknologi blockchain untuk keterlacakan produk, pembangunan bio-refinery terintegrasi, dan sertifikasi indikasi geografis untuk produk kelapa khas daerah merupakan langkah-langkah strategis menuju kedaulatan kelapa Indonesia di masa depan.