Memperkuat Kemitraan Strategis dengan India
Presiden Prabowo Subianto (kiri) berdiri di samping Presiden India Droupadi Murmu (tengah) dan Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) usai upacara kenegaraan di Istana Kepresidenan Rashtrapati Bavan, New Delhi, India, Sabtu (25/1/2025). Kunjungan ken-Hafidz Mubarak A/app/aww-ANTARA FOTO
Prabowo yang berlatar belakang militer, mungkin saja lebih tertarik pada isu pertahanan – keamanan dan geopolitik di kawasan.
BACA JUGA:Subsidi Gas Melon, Untung atau Buntung?
Dengan rekam jejaknya yang panjang dalam atmosfer internasional, bahkan sejak masih belia, diperkirakan Prabowo akan lebih aktif menyuarakan kepentingan Indonesia di konferensi internasional dan forum multilateral.
Setiap pemimpin tentu memiliki idealisme, kebijakan, dan pendekatan berbeda dalam melaksanakan hubungan luar negeri. Satu hal yang pasti, para pemimpin ingin melihat kehidupan rakyatnya lebih baik dan citra negaranya dihormati dalam pergaulan politik dunia.
Indonesia beruntung karena kebijakan politik luar negeri bebas aktif, dan tidak terafiliasi dengan kekuatan besar mana pun.
Mandat konstitusi juga jelas, bahwa Indonesia harus aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Indonesia memiliki ruang yang memadai dan argumentasi kuat untuk memainkan peran dalam upaya penyelesaian konflik. Upaya ini tidak hanya terbatas pada mediasi, tetapi juga peace building.
Indo-Pasifik merupakan kawasan geografis penting dan strategis dalam peta geopolitik ataupun geostrategi.
BACA JUGA:Jejak Misteri Hormesis: Rahasia di Balik Dosis Kecil
Lebih dari setengah penduduk dunia bermukim di Indo-Pasifik, dan lagi pertumbuhan ekonomi negara-negara Indo-Pasifik menjadi tolok ukur perekonomian dunia.
Dinamika geomaritim dan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik membutuhkan pengelolaan kekuatan maritim yang tepat.
Selain merupakan jantung perekonomian dunia, kawasan Indo-Pasifik juga menyimpan sejumlah permasalahan dan konflik, yang memerlukan penanganan serta penyelesaian secara komprehensif.
Perkembangan geomaritim dan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik sejatinya memerlukan pengelolaan sea power (kekuatan maritim), mengingat kawasan ini merupakan jantung perekonomian dunia.
Sebagai palagan utama persaingan dua kekuatan dunia, kawasan Indo-Pasifik rawan konflik. Kondisi ini harus dikelola agar Indo-Pasifik stabil dan damai.
Kawasan Indo-Pasifik mendapat perhatian besar di tengah kebangkitan China, sebagai kekuatan adidaya yang mampu mengimbangi Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA:Kontroversi Trump, Aliansi Trans-Atlantik dan Keresahan Pemimpin Eropa