Oracle dan Microsoft Bernegosiasi untuk Akuisisi TikTok di Tengah Larangan Operasional di AS
Pesan bertuliskan "Maaf, TikTok tidak tersedia saat ini" ditampilkan di layar ponsel pada Sabtu, 18 Januari 2025, di Los AngelesAP/AP-AP-AP
BELITONGEKSPRES.COM - Oracle dan Microsoft kini berada dalam tahap pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok, setelah aplikasi tersebut terpaksa menghentikan operasionalnya di Amerika Serikat akibat regulasi pemerintah.
Ini terjadi setelah TikTok mendapatkan larangan beroperasi kecuali induk perusahaannya, ByteDance, melepaskan kendali atas aplikasi tersebut.
Menurut laporan NPR pada 27 Januari, Oracle diperkirakan akan mengelola operasional global TikTok, sementara Microsoft berencana untuk berinvestasi dalam kesepakatan ini. Dalam rencana struktur yang diajukan, ByteDance akan tetap memegang sebagian kecil saham TikTok, namun Oracle akan bertanggung jawab atas pengelolaan algoritma, pengumpulan data, dan pembaruan perangkat lunak aplikasi.
Perundingan ini juga melibatkan Gedung Putih, meskipun Presiden Donald Trump menyatakan bahwa ia tidak terlibat langsung dengan Oracle.
"Saya berbicara dengan banyak pihak tentang TikTok. Ada minat besar terhadap aplikasi ini," ungkap Trump saat perjalanan ke Florida, seperti yang dilaporkan oleh Reuters, namun ia menegaskan bahwa Oracle bukan salah satu pihak yang ia temui secara langsung.
Keputusan untuk menghentikan operasi TikTok di AS diambil setelah pemerintah memberikan tenggat waktu kepada ByteDance untuk melepaskan kepemilikannya atas aplikasi tersebut. Trump sebelumnya mengusulkan gagasan usaha patungan di mana AS memiliki 50 persen saham TikTok untuk memastikan keberadaan aplikasi ini di negaranya.
BACA JUGA:Minggu Pertama Kepemimpinan Trump, Industri Kripto Raih Keuntungan Signifikan
BACA JUGA:OJK Tekankan Keterlibatan CISO untuk Melindungi Bank dari Ancaman Siber
Selain Oracle dan Microsoft, tokoh lain seperti Elon Musk dan pengusaha properti Frank McCourt juga menunjukkan minat untuk membeli TikTok. Namun, fokus utama saat ini terletak pada Oracle dan Microsoft, yang dianggap memiliki infrastruktur dan kapasitas untuk memastikan keberlangsungan aplikasi ini.
Oracle, yang telah menyediakan sebagian besar infrastruktur server untuk TikTok, dinilai mampu mengawasi operasional aplikasi dan mengurangi kekhawatiran mengenai potensi pengaruh Tiongkok. Sumber anonim yang diwawancarai NPR menyatakan bahwa tujuan utama dari kesepakatan ini adalah untuk "meminimalkan kepemilikan Tiongkok".
Hingga berita ini diturunkan, baik Microsoft, Oracle, ByteDance, maupun Gedung Putih belum memberikan komentar resmi terkait keterlibatan mereka dalam pembicaraan ini. (beritasatu)