Dikritik Tak Merata, Zulhas: Program MBG Butuh Waktu dan Dukungan

Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan-Juliana Christy-

BELITONGEKSPRES.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto kini menjadi pembicaraan hangat. Dengan visi besar membangun ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, program ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam sistem pangan nasional.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, akrab disapa Zulhas, menyampaikan bahwa program ini masih dalam tahap awal pelaksanaan dan dirancang untuk terus berkembang. 

"Kami telah mempersiapkan program ini hampir satu tahun sebelum peluncuran. Ini bukan sekadar program bantuan, tetapi bagian dari strategi jangka panjang," ujar Zulhas saat berbicara di Surabaya, Selasa 7 Januari.

Zulhas mengakui bahwa implementasi awal program ini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk distribusi yang belum sepenuhnya merata. Namun, ia menekankan bahwa program sebesar ini membutuhkan waktu dan dukungan untuk mencapai hasil optimal. 

BACA JUGA:Presiden Prabowo Belum Puas, Harap Biaya Haji Tahun 2025 Lebih Turun Lagi

BACA JUGA:Ahli Gizi Sarankan Tambahan 17 Gram Protein dalam Makanan Bergizi untuk Ibu Hamil

"Ini baru berjalan satu hari, tidak adil jika langsung dianggap gagal. Beri waktu sampai Juni untuk evaluasi dan perbaikan," jelasnya.

Program MBG memiliki anggaran awal sebesar Rp 71 triliun, yang menurut Zulhas belum mencukupi untuk mencakup seluruh wilayah Indonesia. Namun, pemerintah berkomitmen menambah alokasi dana secara bertahap. "Kami targetkan ada tambahan Rp 40 triliun pada pertengahan tahun ini, sehingga cakupan program bisa diperluas," ungkapnya.

Zulhas menegaskan bahwa untuk merealisasikan cakupan penuh program ini, dibutuhkan anggaran jauh lebih besar, yaitu sekitar Rp 420 triliun per tahun. "Angka ini menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang dihadapi. Namun, kami optimis dengan kerja sama semua pihak, program ini dapat berjalan lebih baik."

Salah satu pilar penting program MBG adalah dukungan terhadap produksi pangan dalam negeri. Kebutuhan bahan pokok seperti telur, ikan, dan beras harus dipenuhi secara mandiri untuk mengurangi ketergantungan pada impor. "Kita sedang mati-matian memastikan produksi pangan cukup. Ini kesempatan bagi petani dan nelayan kita untuk ikut berkontribusi," tegas Zulhas.

BACA JUGA:Mendikdasmen Canangkan Kembalinya Ujian Nasional, Pakar Minta Evaluasi Sistem yang Ada

BACA JUGA:Dasco Sebut Prabowo Minta KPK Dampingi Penyelenggaraan Haji 2025

Pemerintah juga menggandeng berbagai pihak, mulai dari pelaku usaha hingga komunitas lokal, untuk memastikan rantai pasok berjalan lancar. Zulhas optimis bahwa kolaborasi ini dapat menjadi katalisator pertumbuhan sektor pangan nasional.

Meski menghadapi kritik dari beberapa pihak, Zulhas menegaskan pentingnya memberikan kesempatan bagi program ini untuk berkembang. "Evaluasi itu penting, tapi kritik harus disertai solusi. Ini bukan sekadar program bantuan, melainkan langkah strategis menuju ketahanan pangan," katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan