Pakar Menilai Keanggotaan Penuh Indonesia di BRICS Sebagai Langkah Strategis
Tangkap layar - Presiden RI Prabowo Subianto didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan), berbicara dalam Forum Bisnis Indonesia-Brasil yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (17/11) waktu setempat yang disaksikan melalui YouTube-Mentari Dwi Gayati/aa-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Pakar Politik Internasional dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Prof. Aleksius Jemadu, menilai bahwa keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) adalah langkah yang sangat strategis. Menurutnya, keanggotaan ini mencerminkan hubungan historis yang kuat antara Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya di Global South.
"Sebagai bagian dari Global South, Indonesia memiliki peluang untuk berkontribusi dan berkolaborasi dengan negara-negara yang memiliki visi serupa dalam berbagai isu global," ujarnya dalam pernyataan yang diterima ANTARA dari Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, Prof. Aleksius menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi Indonesia di tingkat internasional, tetapi juga dapat mendukung program-program prioritas pemerintah, terutama dalam meningkatkan ketahanan pangan dan diversifikasi energi.
Keanggotaan Indonesia di BRICS juga dianggap sebagai kesempatan untuk memanfaatkan potensi pasar yang besar, terutama karena India dan China, dua kekuatan ekonomi masa depan, menjadi anggota kelompok ini. "Dengan bergabungnya Indonesia, kita dapat memperluas jaringan diplomasi dan memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah global," jelasnya.
BACA JUGA:Nilai Transaksi Aset Kripto Melonjak 68 Persen, OJK Siap Awasi Peralihan Pengaturan
BACA JUGA:Indonesia Resmi Jadi Anggota BRICS, Kemlu RI Sebut Bukti dari Partisipasi Aktif Indonesia
Namun, Prof. Aleksius juga memperingatkan adanya tantangan yang harus dihadapi Indonesia pasca bergabung dengan BRICS. Tantangan tersebut meliputi persaingan di antara negara-negara anggota BRICS itu sendiri dan pentingnya menjaga prinsip bebas aktif dalam kebijakan luar negeri, agar tidak terjebak dalam konflik antara China dan negara-negara G7.
Sebelumnya, Brasil, sebagai ketua BRICS tahun ini, secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia telah diakui sebagai anggota baru. Pernyataan tersebut menekankan bahwa Indonesia, dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki kesamaan visi dengan anggota BRICS lainnya dalam mendukung reformasi lembaga global dan memperkuat kerja sama antara negara-negara di Global South. (ant)