Indonesia Catat Inflasi Terendah Sepanjang Sejarah, 1,57% di Akhir 2024
Pembeli memilih telur saat berbelanja di Pasar Agung, Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/1/2025)-Yulius Satria Wijaya/Spt.-ANTARA FOTO
BELITONGEKSPRES.COM - Indonesia mencatat rekor inflasi tahunan terendah dalam sejarah, yakni sebesar 1,57 persen pada Desember 2024. Data ini dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam konferensi pers pada Kamis, 2 Januari 2025. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa pencapaian ini merupakan yang terendah sejak lembaga tersebut mulai mencatat inflasi pada 1958. Awalnya, perhitungan inflasi hanya mencakup Jakarta, tetapi kini telah mencakup seluruh 38 provinsi di Indonesia.
Pudji menjelaskan bahwa inflasi tersebut dipengaruhi oleh kenaikan di beberapa kategori utama. Kategori perawatan pribadi dan jasa mencatat kenaikan terbesar sebesar 7,02 persen, diikuti oleh penyediaan makanan dan minuman yang naik 2,48 persen, serta kategori pendidikan yang meningkat 1,94 persen. Namun, stabilitas harga di kategori lainnya berhasil menekan angka inflasi secara keseluruhan ke tingkat yang sangat rendah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengapresiasi pencapaian ini sebagai bukti keberhasilan strategi pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi. Ia menjelaskan bahwa inflasi tetap terkendali meskipun ada tekanan dari harga komoditas global serta tantangan domestik. Pemerintah, lanjutnya, akan terus memastikan pasokan pangan yang cukup, menjaga stabilitas harga, dan mendukung pemulihan sektor-sektor kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Ini Alasan Dibalik Diskon 50 Persen Tarif Listik di Awal 2025
BACA JUGA:Kementan Gandeng Himbara Sediakan KUR Rp300 Triliun untuk Sektor Pertanian
Pencapaian inflasi rendah ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan daya saing, terutama dalam menarik investasi dan mendorong konsumsi domestik. Namun, pemerintah tetap diingatkan untuk waspada terhadap potensi tantangan di masa depan, seperti fluktuasi harga pangan dan energi, agar capaian ini dapat terus dipertahankan. (ant)