Kemenperin Cari Salinan Putusan Mahkamah Agung Terkait Status Pailit Sritex
Perusahaan Sritex di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu-Aris Wasita-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini sedang berusaha mendapatkan salinan putusan Mahkamah Agung yang menolak kasasi terkait status pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Upaya ini dilakukan untuk meneliti poin-poin mengenai going concern atau keberlangsungan usaha yang mungkin terdapat dalam putusan tersebut.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, menjelaskan dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Senin bahwa mereka masih mencari dokumen hukum yang diperlukan. "Kami ingin memahami lebih dalam mengenai poin going concern dalam kasus Sritex ini," ungkapnya.
Hingga saat ini, Kementerian Perindustrian belum dapat memberikan jawaban yang jelas terkait keluhan dari serikat pekerja perusahaan tekstil yang telah berdiri lebih dari 50 tahun tersebut. Febri menambahkan bahwa pihaknya berencana untuk mengundang kurator yang menangani kasus ini guna membahas langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya oleh kreditur.
"Kami akan memanggil kurator untuk mendiskusikan tindak lanjut yang perlu diambil setelah putusan ini," jelasnya.
BACA JUGA:PT Bursa Efek Indonesia Siap Sesuaikan Tarif Layanan Menyusul Kenaikan PPN 2025
BACA JUGA:Pemerintah Pastikan Penyerapan Seluruh Hasil Pertanian dengan Kenaikan Harga
Terkait rencana unjuk rasa oleh para pekerja Sritex, Febri menegaskan bahwa hal tersebut merupakan hak mereka, dan pihaknya tidak akan menghalangi. "Itu hak mereka, silakan saja. Kami tidak keberatan," tegasnya.
Sebelumnya, PT Sri Rejeki Isman Tbk mengajukan peninjauan kembali (PK) setelah Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi mengenai status pailit yang diajukan oleh perusahaan tersebut. Dengan penolakan ini, status pailit Sritex masih berlaku sesuai dengan keputusan dari Pengadilan Negeri Niaga Semarang.
Direktur Utama PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, mengaku terkejut dengan keputusan tersebut. "Ini adalah situasi yang tidak kami duga, dan kami harus mencari cara untuk menghadapinya," ujarnya di Solo, Jawa Tengah. (ant)