Bappenas Sebut Makan Bergizi Gratis Berdampak Terhadap Rantai Nilai Pangan

Tangkapan virtual Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati dalam diseminasi kajian “Foresight and Metrics to Accelerate Food, Land, and Water Systems Transformation (Foresight)” yang diadakan Institut Pertania-M. Baqir Idrus Alatas.-ANTARA

BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) lebih dari sekadar pembagian makanan, melainkan berfokus pada dampaknya terhadap rantai nilai pangan (food value chain).

Pernyataan ini diungkapkan dalam acara diseminasi kajian berjudul “Foresight and Metrics to Accelerate Food, Land, and Water Systems Transformation (Foresight)” yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), dan Bappenas di Jakarta pada hari Kamis.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati, menjelaskan, “Kita harus melihat program MBG secara komprehensif, dari hulu hingga hilir. Tidak cukup hanya membagikan makanan kepada anak-anak di sekolah; kita perlu memperhatikan proses pengadaan di hulu yang melibatkan petani, peternak, nelayan, industri pengolahan, serta berbagai vendor, termasuk warung, koperasi, dan UMKM.”

Berdasarkan Global Hunger Index 2023, Indonesia mengalami tingkat kelaparan yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, berada di peringkat 77 dari 127 negara. Melalui program MBG, pemerintah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, balita, dan anak-anak sekolah yang mengalami masalah gizi seperti stunting. Selain itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi, partisipasi, dan kehadiran siswa, serta mengurangi angka putus sekolah.

BACA JUGA:Pastikan Kelancaran Distribusi Energi, Pertamina Bentuk Satgas Nataru

BACA JUGA:Antisipasi Lonjakan Penumpang, Garuda Indonesia Tambah 1 Pesawat Asal Yordania saat Libur Nataru

Program MBG juga berfokus pada peningkatan kesejahteraan para petani, peternak, nelayan, pelaku UMKM, dan koperasi, sambil menciptakan lapangan kerja dan mengurangi beban masyarakat miskin. Pemerintah telah menyetujui total anggaran MBG 2025 sebesar Rp71 triliun, dengan target penerima manfaat mencapai 17 juta jiwa.

Bappenas memperkirakan bahwa program MBG akan memberikan kontribusi tambahan terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1 persen basis point per tahun. “Dengan program ini, diharapkan rantai pasok dapat mendorong perekonomian lokal dan memberikan dampak positif bagi kualitas sumber daya manusia,” tambahnya.

Selama periode 2024-2029, pemerintah menargetkan untuk menjangkau 44 juta anak usia sekolah dan 4 juta ibu hamil, dengan total penerima manfaat sekitar 82 juta jiwa. Untuk mendukung program MBG, dibutuhkan sekitar 48 ribu dapur/unit layanan dan 12,7 juta ton karbohidrat dan protein per tahun.

Vivi juga mengungkapkan bahwa telah dilakukan perhitungan terkait potensi kehilangan dan limbah pangan dari program ini. Dukungan untuk melakukan proyek percontohan guna mengantisipasi dan memitigasi masalah tersebut sudah dipersiapkan, dan pelaksanaan proyek tersebut direncanakan mulai awal tahun depan untuk memastikan bahwa limbah pangan dari program Makan Bergizi Gratis dapat diminimalkan. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan