Akhir Perang Ukraina Dalam Kendali Donald Trump
Foto arsip: Kavaleri Ukraina saat latihan militer di Ukraina timur pada 13 Mei 2016. Bagian terbesar Ukraina timur diduduki Rusia sejak pasukan pemerintahan Presiden Vladimir Putin menginvasi Ukraina pada Februari 2022. --(Kementerian Pertahanan Ukraina via Wikimedia Commons)
Semasa kampanye Pemilu 2024 ketika Trump masih menghadapi Biden, Putin mengaku lebih menyukai Biden karena lebih bisa ditebak ketimbang Trump.
BACA JUGA:Femisida dan Impunitas, Tantangan Perlindungan Perempuan
Bagi pemimpin sekaliber Putin, lawan yang sulit ditebak bisa menyulitkan langkah politik mereka karena bisa merusak semua kalkulasi politik yang bisa tiba-tiba memojokkan posisi mereka.
Untuk itu, dengan kualifikasi seperti itu Trump bisa menjadi faktor menentukan dalam mengakhiri perang Ukraina-Rusia, walau itu harus dibarengi dengan konsesi-konsesi yang menyakitkan semua pihak yang berperang.
Gejala untuk babak akhir konflik itu sendiri sudah terlihat dari prilaku Rusia dan Ukraina yang kian intensif menyerang satu sama lain. Mereka tampaknya berusaha menguatkan posisi masing-masing sebelum perundingan benar-benar terjadi demi konsesi yang seimbang dalam perundingan itu. (Antara)