Indonesia Mengukuhkan Peran Strategis dengan Hilirisasi Nikel & Pasir Silika untuk EV dan Panel Surya

Ilustrasi. Hilirisasi nikel. --Dok. JawaPos.com

Selain menjadi pemain penting dalam produksi baterai kendaraan listrik, Indonesia juga memfokuskan perhatian pada pengembangan teknologi energi surya melalui hilirisasi pasir silika. 

Ini meliputi berbagai produk seperti tepung silika, resin-coated sand, hingga wafer silikon. Dengan mengembangkan komoditas ini, Indonesia dapat membangun kemandirian dalam sektor PV dan menciptakan peluang ekspor yang signifikan.

Upaya ini didukung melalui berbagai kebijakan insentif yang bertujuan mendorong investasi dan transfer teknologi. Lebih jauh lagi, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta terus diperkuat untuk memastikan keberlanjutan dan kemajuan sektor ini.

BACA JUGA:Menko Airlangga: Detail PPN 12 Persen dan Paket Kebijakan Ekonomi Diumumkan Senin Depan

BACA JUGA:Menetri Bahlil Sebut Hilirisasi Jadi Jalan Strategis Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi

“Indonesia memiliki semua komponen untuk menjadi pemimpin global dalam transisi energi ramah lingkungan. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi lintas sektor, kita bukan hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga berkontribusi positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Eriq.

Hilirisasi nikel dan pasir silika membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi lebih dari sekadar negara penghasil sumber daya alam, tetapi juga menjadi pionir dalam teknologi ramah lingkungan dan inovasi industri berkelanjutan. Ini adalah tonggak yang menandai masa depan ekonomi dan teknologi yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Melalui kerjasama yang solid dengan berbagai pihak seperti Binus University, INDEF, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya Malang, dan Universitas Indonesia, TRI Indonesia telah melakukan berbagai penelitian terkait hilirisasi sumber daya alam. 

Penelitian dengan tema spesifik “Membangun Harmoni yang Produktif antara Pekerja Asing-Domestik dan Masyarakat Lokal: Tantangan, Kesempatan, dan Kebijakan Investasi Hilirisasi di Indonesia” turut dilaksanakan di beberapa lokasi seperti Kabupaten Konawe (Sulawesi Tenggara) dan Kota Batam (Kepulauan Riau).

Hasil riset ini kemudian didiseminasi dalam kerjasama dengan FEB Universitas Nasional Jakarta pada acara yang digelar pada 12 Desember lalu. Dengan berbagai riset dan kolaborasi ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk merancang strategi yang mendukung hilirisasi berkelanjutan dan membuka peluang kemakmuran melalui industri berorientasi teknologi dan energi terbarukan. (jpc)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan