KLH Selidiki Penyebab Banjir Sumatera, Fokus DAS dan Gelondongan Kayu
Warga berjalan di atas sampah kayu gelondongan pascabanjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025)-Yudi Manar/agr/am-ANTARA FOTO
BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan menyelidiki faktor penyebab banjir di Sumatera, termasuk asal gelondongan kayu yang terbawa arus, dengan fokus khusus pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru. Penyelidikan ini dilakukan menyusul banjir dan longsor yang menimbulkan korban jiwa signifikan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala BPLH Hanif menyatakan, kegiatan pengawasan dan penegakan hukum terkait pemanfaatan ruang akan menjadi salah satu langkah respons KLH.
Evaluasi dokumen persetujuan lingkungan, terutama di DAS Batang Toru, juga telah dilakukan sebelum peninjauan lapangan yang dijadwalkan pada Kamis 4 Desember.
"Mulai Senin, seluruh pimpinan perusahaan yang terindikasi berkontribusi terhadap hadirnya log di banjir akan dipanggil untuk memberikan penjelasan kepada Deputi Gakkum," ujar Hanif dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu 3 Desember.
BACA JUGA:Bareskrim Polri Selidiki Asal Kayu Gelondongan Terbawa Banjir di Sumatera
BACA JUGA:Ketua MPR Soroti Dugaan Pembalakan Liar yang Perparah Banjir Sumatra
KLH sebelumnya telah mengidentifikasi delapan perusahaan yang beroperasi di DAS Batang Toru, mulai dari perkebunan sawit hingga perusahaan tambang emas. Hanif menekankan bahwa hukum harus ditegakkan karena jumlah korban yang cukup banyak tidak bisa diabaikan.
Selain penegakan hukum, Hanif merekomendasikan penyelarasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan kapasitas DAS, pengendalian izin di kawasan prioritas kritis, rehabilitasi ekosistem, serta integrasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam perencanaan tata ruang.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu 3 Desember pukul 07.15 WIB mencatat 753 korban meninggal, 650 hilang, dan 2.600 orang terluka akibat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. (ant)