Sekolah Garuda Hadir, Anak Tukang Tambal Ban Optimis Bisa Kuliah di Cambridge

BACA JUGA:Beltim Jadi Lokasi Pertama Sekolah Garuda, Komitmen Presiden Prabowo Wujudkan Pendidikan Setara

“Ibu saya sampai menangis waktu tahu saya diterima di sini. Katanya, ‘Makasih ya Nak, kamu sudah berusaha.’ Padahal waktu tes, saya lagi sakit,” kenangnya sambil tersenyum mengenang momen itu.

Kisah Cornelis menjadi cerminan semangat yang ingin ditumbuhkan oleh Program Sekolah Garuda.

Dalam konferensi pers di sela kegiatan pengenalan Sekolah Garuda, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto menegaskan bahwa program ini dirancang untuk mencetak calon pemimpin masa depan yang tangguh dan memiliki kompetensi unggul di berbagai bidang.

“Harapannya, anak-anak dari Sekolah Garuda. baik program transformasi maupun sekolah baru yang akan dibentuk  bisa menjadi mahasiswa di perguruan tinggi unggulan dunia,” ujar Brian.

BACA JUGA:SMA Garuda Unggulan Resmi Dilaunching di Beltim, Jadi Sekolah Pertama di Indonesia

Menurut Brian, Sekolah Garuda bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan kepemimpinan. Para siswa yang tergabung di dalamnya akan mendapatkan kurikulum berbasis riset, teknologi, dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan.

Pemerintah menargetkan agar lulusan program ini tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa pengabdian yang kuat untuk membangun bangsa.

Program Sekolah Garuda merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini menitikberatkan pada perluasan akses pendidikan unggul bagi pelajar dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi.

Selain itu, Sekolah Garuda juga bertujuan menumbuhkan karakter kepemimpinan, memperkuat semangat kebangsaan, serta membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan global.

BACA JUGA:Sekolah Garuda, Visi Besar Prabowo Cetak Talenta Unggulan Sains dan Teknologi Indonesia

Dalam pelaksanaannya, Sekolah Garuda akan bermitra dengan sekolah-sekolah unggulan yang sudah ada, sekaligus mendirikan sekolah baru di beberapa daerah. Fokusnya tidak hanya pada kualitas akademik, tetapi juga pada pengembangan kreativitas, kecerdasan emosional, serta kemampuan berpikir kritis siswa.

Program ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjalanan pendidikan Indonesia. Di tengah persaingan global yang semakin ketat, keberadaan Sekolah Garuda menjadi simbol bahwa setiap anak Indonesia --tanpa memandang asal dan kondisi ekonomi-- memiliki hak yang sama untuk bermimpi besar dan meraihnya.

Bagi Cornelis Christian, Sekolah Garuda bukan sekadar program pendidikan, tetapi juga titik balik dalam hidupnya. Ia kini lebih yakin bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk mencapai cita-cita besar. “Saya ingin membuktikan bahwa anak dari tukang tambal ban pun bisa kuliah di Cambridge,” ujarnya penuh semangat.

Dan di matanya, Sekolah Garuda adalah jembatan menuju masa depan. Bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk ribuan anak Indonesia lain yang berjuang dalam keterbatasan, menggenggam harapan, dan menatap dunia dengan keyakinan bahwa mimpi mereka layak diperjuangkan.***