Bukan Tipe 1 atau 2, Diabetes Tipe 5 Sudah Diakui Medis, Bisa Menimpa Sejak Kecil, Ketahui Penyebabnya
Beberapa gejala terkena diabetes./ Sumber Foto : Freepik--
BELITOGNEKSPRES.COM - Selama ini publik hanya mengenal tiga jenis utama diabetes: tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Tapi riset medis terbaru memunculkan fakta baru—ada satu bentuk diabetes lain yang selama puluhan tahun terabaikan: diabetes tipe 5.
Berbeda dengan tiga tipe sebelumnya, penyakit ini tidak disebabkan gaya hidup buruk atau faktor genetik, melainkan akibat kekurangan gizi kronis di masa kanak-kanak. Para peneliti memperkirakan sekitar 20–25 juta orang di dunia hidup dengan kondisi ini tanpa sadar, mayoritas di kawasan Asia dan Afrika, tempat kekurangan nutrisi masih jadi persoalan besar.
Setelah lebih dari tujuh dekade sejak pertama kali diamati, diabetes tipe 5 akhirnya diakui secara resmi oleh komunitas medis internasional—sebuah langkah penting untuk memahami dan menangani penyakit yang selama ini terabaikan.
Apa Itu Diabetes Tipe 5
Diabetes tipe 5 muncul karena kerusakan pankreas akibat malnutrisi jangka panjang, terutama pada fase pertumbuhan. Akibatnya, pankreas gagal memproduksi insulin dalam jumlah memadai.
BACA JUGA:6 Buah Tinggi Gula yang Harus Dibatasi Penderita Diabetes
BACA JUGA:Waspada! Makanan Cepat Saji dan Gorengan Bisa Picu Diabetes Keturunan
Menurut Dr. Rachel Reinert, ahli endokrinologi dari Universitas Michigan, diabetes tipe 5 tidak dipicu autoimun seperti tipe 1, juga bukan akibat resistensi insulin seperti tipe 2. Tubuh penderita masih bisa merespons insulin, tetapi produksinya terganggu karena kerusakan sel pankreas sejak dini.
Penderita umumnya berat badan rendah dan punya riwayat kekurangan gizi sejak kecil. Kondisi ini banyak dijumpai di wilayah dengan akses terbatas terhadap pangan bergizi dan fasilitas kesehatan, menjadikannya bukan hanya isu medis, tapi juga masalah sosial dan ekonomi.
Bagaimana Penyakit Ini Ditemukan Kembali
Kasus diabetes tipe 5 bukan hal baru. Pada 1950-an, dokter asal Inggris Philip Hugh Jones menemukan sekelompok pasien di Jamaika dengan gejala yang tak sesuai dengan tipe 1 maupun tipe 2. Ia menamai kondisi itu “diabetes tipe J”, tapi seiring waktu, istilah ini menghilang dari literatur medis.
Beberapa dekade kemudian, riset bertajuk Young Onset Diabetes in Sub-Saharan Africa (YODA) yang dimuat di The Lancet Diabetes & Endocrinology menemukan pola serupa. Dari hampir 900 pasien muda di Kamerun, Uganda, dan Afrika Selatan, banyak yang tidak menunjukkan tanda autoimun maupun resistensi insulin.
BACA JUGA:Penderita Diabetes Bisa Puasa? Simak Tips Aman untuk Menjalankannya
BACA JUGA:Dokter Ingatkan Pasien Hipertensi, Diabetes, dan Obesitas Rentan Terhadap Gagal Ginjal
Kesimpulannya jelas: ada bentuk diabetes yang belum terklasifikasi dengan benar. Dari sinilah muncul istilah resmi baru — diabetes tipe 5 — untuk menggambarkan gangguan metabolik akibat kekurangan gizi dan produksi insulin yang terbatas.
Mengapa Penamaan Ini Penting
Menamai penyakit bukan sekadar urusan label. Menurut Dr. Chittaranjan Yajnik dari Rumah Sakit KEM, India, penamaan yang tepat membantu dokter menentukan penyebab dan terapi yang sesuai. Tanpa klasifikasi resmi, pasien diabetes tipe 5 bisa salah diagnosis dan mendapat perawatan yang tidak tepat.