Nyeri Dada Setelah Olahraga: Jantung, Otot, atau Asam Lambung?
Ilustrasi nteri dada sehabis olahraga-jcomp-Freepik
BELITONGEKSPRES.COM - Nyeri dada setelah olahraga sering menimbulkan kepanikan karena gejalanya kerap mirip dengan serangan jantung. Padahal, keluhan ini tidak selalu berhubungan dengan gangguan jantung, melainkan bisa disebabkan oleh cedera otot maupun masalah pencernaan seperti asam lambung. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Samuel Sudanawidjaja, Sp.JP, FIHA, FSCAI, menekankan pentingnya mengenali perbedaan gejala agar masyarakat bisa mengambil langkah tepat sejak awal.
Cedera otot dada, misalnya costochondritis akibat gerakan berulang, umumnya memicu nyeri tajam yang terasa saat dada ditekan atau ketika menarik napas dalam.
Sementara itu, gangguan jantung seperti angina dan serangan jantung menimbulkan rasa tertekan, sesak, atau nyeri yang menjalar ke lengan kiri, serta biasanya mereda ketika penderita berhenti beraktivitas.
Selain faktor jantung, nyeri dada juga bisa dipicu oleh penyakit asam lambung (GERD). Kondisi ini sering muncul bila seseorang berolahraga setelah makan, ditandai sensasi terbakar di dada atau heartburn yang dapat menjalar hingga tenggorokan, serta sering disertai perut kembung dan sendawa.
BACA JUGA:Bahaya Duduk Terlalu Lama: Ini Dampaknya dan Cara Mencegahnya
BACA JUGA:Neurorestorasi: Metode Medis Modern untuk Pulihkan Otak dan Tubuh Pasca Stroke
Perbedaannya cukup jelas, nyeri dada akibat jantung biasanya muncul saat aktivitas fisik dan membaik saat istirahat, sedangkan nyeri karena GERD lebih sering timbul setelah makan atau saat berbaring dan dapat berkurang ketika duduk tegak atau setelah mengonsumsi obat antasida.
Masyarakat perlu waspada apabila nyeri dada terasa berat, menjalar ke lengan kiri, rahang, atau punggung, apalagi jika disertai sesak napas, pusing, dan keringat dingin. Kondisi ini membutuhkan pertolongan medis segera, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes.
Meski berpotensi serius, nyeri dada saat berolahraga dapat dicegah. Cara paling sederhana adalah memberi jeda sekitar 1,5–2 jam setelah makan besar sebelum melakukan aktivitas fisik.
Pemanasan yang cukup sangat penting untuk mempersiapkan otot, begitu juga dengan asupan cairan agar tubuh tidak dehidrasi. Intensitas olahraga juga sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan, tanpa memaksakan diri.
BACA JUGA:Sakit Dada Saat Tarik Napas? Bisa Jadi Kostokondritis, yang Sering Disangka Sakit Jantung
BACA JUGA:Dokter Anak India: Hindari Garam dan Gula pada Bayi, Ini Risikonya
Untuk jangka panjang, pemeriksaan kesehatan rutin menjadi langkah pencegahan utama, khususnya bagi individu dengan faktor risiko penyakit jantung atau gangguan pencernaan.
Dengan memahami pemicu dan perbedaan gejala, nyeri dada dapat dicegah sekaligus ditangani lebih cepat, sehingga aktivitas olahraga tetap aman dan menyehatkan. ***