Luhut Puji Langkah Purbaya Suntik Rp200 T ke Himbara: Efeknya Sudah Terlihat
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menjawab pertanyaan wartawan saat wawancara cegat usai kegiatan “1 tahun Prabowo-Gibran: Optimism 8% Economic Growth” di Jakarta, Kamis (16/10/2025)-Imamatul Silfia-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menilai kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menginjeksi dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank-bank Himbara mulai memberikan hasil nyata bagi perekonomian nasional.
“Injeksi ideal pemerintah Rp200 triliun yang diberikan Menteri Keuangan ini sudah mulai menunjukkan hasil,” kata Luhut dalam acara “1 Tahun Prabowo-Gibran: Optimism 8% Economic Growth” di Jakarta, Kamis.
Luhut menjelaskan bahwa sejak lama Purbaya sudah mendorong ide untuk memperbanyak uang beredar guna memperkuat ekonomi riil. Menurutnya, menempatkan dana pemerintah di Bank Indonesia justru menahan perputaran likuiditas dan membuat M0 atau uang primer berada pada level rendah.
“Sekarang saya lihat Menteri Keuangan yang baru mendorong betul mazhab-nya dia ini untuk mengguyur pasar dengan taruh Rp200 triliun di perbankan, dan saya kira itu sangat bagus,” ujar Luhut.
BACA JUGA:Penempatan Dana Rp200 Triliun di Bank Himbara Tunjukkan Hasil Positif, Mulai Dorong Ekspansi Kredit
BACA JUGA:Bank Asing Nilai Injeksi Dana Rp200 T ke Himbara Bisa Tekan Biaya Dana Perbankan
Ia optimistis kebijakan tersebut akan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 hingga 5,2 persen. Namun, Luhut mengingatkan bahwa dampak kebijakan moneter dan fiskal semacam ini tidak bisa terlihat instan.
“Itu butuh waktu. Kita ini kadang-kadang seperti makan cabai. Begitu digigit, pedas. Enggak, butuh waktu. Itu suatu proses,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan bahwa dana pemerintah atau Saldo Anggaran Lebih (SAL) senilai Rp200 triliun yang ditempatkan di bank-bank Himbara telah menghasilkan penyaluran kredit produktif mencapai Rp112,4 triliun per akhir September 2025.
Rinciannya, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp40,6 triliun dari alokasi Rp55 triliun atau setara 74 persen. Bank Rakyat Indonesia (BRI) merealisasikan Rp33,9 triliun dari Rp55 triliun atau 62 persen, sementara Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat Rp27,6 triliun dari Rp55 triliun atau 50 persen.
BACA JUGA:Ekonom UI Sarankan Pemerintah Tunda Tambahan Dana SAL, Tunggu Hasil Suntikan Rp200 Triliun
BACA JUGA:Ekonom: Dana Rp200 Triliun di Himbara, Likuiditas Longgar tapi Kredit Tetap Lesu
Bank Tabungan Negara (BTN) menyalurkan Rp4,8 triliun dari Rp25 triliun atau 19 persen, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar Rp5,5 triliun dari Rp10 triliun atau 55 persen.
Menurut Purbaya, lebih dari separuh dana yang ditempatkan pemerintah sudah bekerja efektif untuk menopang konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu indikator yang mengonfirmasi hal itu adalah pertumbuhan uang beredar (M0) yang naik signifikan menjadi 13,2 persen, setelah sebelumnya hampir mendekati nol.