Mushalla Ponpes Al Khoziny Ambruk, Dua Santri Babel Meninggal Dunia
Jenazah Gus Soleh tiba di kediaman Kampong Damai, Kecamatan Tanjungpandan, Belitung, Rabu (1/10/2025)-Ainul Yakin/BE-
Para tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Belitung turut hadir di rumah duka. Bahkan Wakil Bupati Belitung Syamsir juga ikut melaksanakan salat jenazah dan mengantarkan almarhum ke tempat peristirahatan terakhir di Tanjungpandan.
BACA JUGA:Basarnas Sebut Evakuasi Ponpes Al Khoziny Gunakan Standar Internasional
Warga dan Tokoh NU Sampaikan Duka Mendalam
Perwakilan keluarga, Muchlis Syukron atau Gus Sukron, menyampaikan bahwa keluarga besar telah ikhlas melepas kepergian Gus Soleh. Ia mengatakan, keluarga hanya bisa berdoa agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Insya Allah, Gus Soleh wafat dalam keadaan baik, saat sedang menuntut ilmu. Kami semua sudah ikhlas,” kata Gus Sukron dengan suara bergetar.
Sementara itu, Wakil Bupati Belitung Syamsir menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Gus Soleh. Menurutnya, almarhum merupakan sosok muda yang memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu dan bercita-cita mengabdikan diri di dunia pendidikan.
“Tadinya kami berharap almarhum kembali ke Belitung untuk mencerdaskan bangsa. Namun Allah berkehendak lain,” ujar Syamsir.
BACA JUGA:Evakuasi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Masuki Tahap Akhir, 10 Korban Masih Dicari
Ia menambahkan, wafatnya dua santri asal Babel ini menjadi duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat Bangka Belitung yang selama ini dikenal memiliki banyak santri menimba ilmu di berbagai pesantren besar di Indonesia.
Harapan untuk Evaluasi Keselamatan di Pesantren
Tragedi ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo yang merenggut nyawa santri dari berbagai daerah, termasuk Bangka Belitung, menjadi perhatian publik.
Pemerintah daerah, organisasi keagamaan, dan masyarakat berharap peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi semua lembaga pendidikan Islam agar lebih memperhatikan aspek keselamatan bangunan dan aktivitas santri.
Musibah ini juga menjadi pengingat betapa besarnya risiko yang dihadapi para penuntut ilmu yang jauh dari keluarga. Namun di balik duka, semangat menuntut ilmu para santri tetap menjadi teladan yang patut dihargai.
BACA JUGA:Basarnas Catat Ada 113 Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk di Sidoarjo
Kini, dua nama santri asal Babel --Muhammad Soleh dan Muhammad Nasi Hudi--tercatat sebagai syuhada ilmu, meninggalkan pesan tentang keteguhan niat dan keikhlasan dalam menuntut ilmu agama.