Peternak sapi perah, Danu Nugroho dan beberapa lainnya, agaknya tak menduga jika aksi mandi susu pada Sabtu 9 November di Boyolali, Jawa Tengah, itu memantik perhatian publik.
Bercelana pendek dan berkaus singlet, Danu tampak tak ragu diguyur susu segar oleh rekannya di bak mobil pikap. Aksi itu juga dilakukan beberapa peternak sapi perah lain.
Tampak puluhan mobil pikap serupa dengan muatan susu segar juga berjejer di sepanjang jalan itu. Aksi tak biasa ini setidaknya menyedot perhatian publik di sekitarnya. Sedikitnya susu segar 50 ribu liter atau 50 ton susu terbuang selama aksi itu.
Di sela aksi itu, peternak juga membagikan susu segar kepada warga secara gratis di Simpang Lima Boyolali. Warga tampak antusias mendapatkan berkah minuman bergizi itu.
Aksi unik Danu dan kawan-kawan itu kontan menghiasi peliputan media massa media cetak, elektronik, televisi, hingga media daring.
BACA JUGA:Memperkuat Desa Wisata Jadi Pilar Ekonomi Pedesaan
Danu seraya menyeka susu yang mengguyur kepala dan sekujur tubuhnya mengaku aksinya sebagai bentuk keprihatinan karena sejak September tahun ini, susu produksi mereka sering ditolak oleh industri pengolahan susu (IPS) di daerah itu.
Koordinator aksi, Sriyono, mengaku aksi itu sebagai bentuk protes sekaligus kekecewaan karena produksi mereka ditolak oleh IPS dengan beragam alasan sehingga peternak tidak tahu harus berbuat apa.
Alasan pabrik, kata Sriyono, mulai dari lesunya pasar. Namun, ia menduga pembatasan itu karena faktor impor susu yang memang tak ada batasan.
Sriyono menyebut kebutuhan susu nasional selama ini 80 persen dipenuhi impor, sedangkan produksi nasional hanya memasok 20 persen.
Problem keberpihakan
Susu merupakan salah satu sumber pangan asal hewani yang sangat penting perannya dalam meningkatkan status gizi seseorang.
BACA JUGA:Penerapan Transformasi Keamanan Digital Cegah Judi Daring
Oleh karena itu, di tengah menurunnya daya beli kelompok masyarakat tertentu saat ini, aksi "buang-buang" susu itu cukup menyita perhatian sekaligus keprihatinan.
Tak hanya itu, publik menjadi sadar dan paham bahwa ternyata kebutuhan dan konsumsi susu nasional serta kemampuan produksi tak terlalu menggembirakan.
Data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Perindustrian pada 2021 menunjukkan bahwa kebutuhan susu nasional sejumlah 4,19 juta ton, sedangkan kemampuan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) hanya 0,87 juta ton.