BELITONGEKSPRES.COM - Diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak, yang lebih dikenal sebagai diet ketogenik, bukan hanya efektif untuk penurunan berat badan.
Menurut penelitian dari Ohio State University yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE, diet ini juga memiliki manfaat signifikan bagi kesehatan reproduksi wanita, terutama dalam memperbaiki siklus menstruasi.
Penelitian yang dikutip oleh Hindustan Times menunjukkan bahwa pendekatan diet ini membantu mengembalikan siklus menstruasi yang telah berhenti dalam waktu lama.
Dengan mengubah sumber energi tubuh dari glukosa yang berasal dari karbohidrat menjadi lemak dan produksi keton, diet ketogenik membawa perubahan besar dalam keseimbangan hormonal.
BACA JUGA:Google Bakal Luncurkan Android 16 Lebih Awal dari Biasanya, Apa Kelebihannya?
BACA JUGA:Xiaomi 15 Pro Hadir dengan Teknologi Kamera Canggih dan Baterai Jumbo
Studi ini melibatkan 19 perempuan berusia 34 tahun yang sehat namun mengalami kelebihan berat badan.
Mereka dibagi menjadi tiga kelompok: satu kelompok menjalani diet keto, kelompok lain mengombinasikannya dengan suplemen keton, dan kelompok kontrol yang menjalani diet rendah lemak.
Hasilnya, 11 dari 13 perempuan yang memasuki fase ketosis nutrisional melaporkan perubahan positif dalam siklus menstruasi mereka. Siklus mereka menjadi lebih teratur dan intens.
Para peneliti menemukan korelasi positif antara produksi keton dan regulasi hormonal.
Temuan ini membuka peluang baru untuk pengobatan berbagai kondisi kesehatan reproduksi, seperti sindrom ovarium polikistik, perimenopause, dan depresi pasca-persalinan.
Studi ini memperlihatkan potensi diet ketogenik tidak hanya sebagai metode penurunan berat badan, tetapi juga sebagai alat yang kuat untuk memperbaiki kesehatan reproduksi dan keseimbangan hormonal. (ant)