Mengukir Kemandirian Energi Bersih di 'Telur Emas' Bali

Rabu 23 Oct 2024 - 22:49 WIB
Oleh: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Beban puncak di tiga nusa tersebut diperkirakan mencapai hingga sekitar 14,8 MW yang rata-rata berdurasi sekitar satu jam.

Dengan kapasitas yang tersedia dan mencermati beban puncak di tiga pulau itu, pasokan energi listrik dari PLTS dan PLTD masih menyisakan cadangan listrik yang bisa dimanfaatkan.

Bauran energi baru terbarukan itu diharapkan mendukung target pemerintah yakni mewujudkan emisi nol karbon pada 2060 karena PLTS Nusa Penida menurunkan emisi sekitar 9.000 kilogram setara karbon dioksida (CO2e) per hari atau diperkirakan sekitar 4,19 ribu ton CO2e per tahun.

Penambahan Pembangkit EBT

Kehadiran pembangkit energi baru terbarukan (EBT) itu dirasakan betul oleh pelaku pariwisata Nusa Penida salah satunya Wayan Sukadana yang juga Sekretaris PHRI Kabupaten Klungkung.

Pengusaha pariwisata dengan ciri khas topi koboi itu mengelola vila dengan 10 kamar berlokasi masih satu desa dengan PLTS tersebut.

Selama ini energi listrik menjadi salah satu tantangan yang dihadapi masyarakat termasuk pelaku pariwisata.

BACA JUGA:Merawat Masa Depan Bangsa Lewat Tata Kelola Data Pribadi yang Bijak

"Setelah ditambah PLTS pasokan mulai stabil. Dengan proyeksi peningkatan kebutuhan listrik, tentu suplai energi bersih perlu ditambah," ucap Sukadana.

Penyediaan infrastruktur vital itu pun sejalan dengan keinginan pelaku pariwisata yang mendorong pariwisata ramah lingkungan dan berkelanjutan di Nusa Penida.

Jejak karbon yang selama ini ditimbulkan dari aktivitas manusia, juga bisa ditekan dengan penyaluran energi bersih itu.

PLN Indonesia Power sendiri berencana menambah pembangkit EBT di Nusa Penida dalam beberapa tahun mendatang termasuk salah satunya pengembangan PLTS dan BESS berkapasitas 10 MW.

Perluasan infrastruktur energi bersih itu dalam tahap kajian yang terus digodok untuk mematangkan pengembangan EBT di Nusa Penida.

Harapannya, Pulau Nusa Penida semakin mandiri menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan didukung PLN atau bisa juga melalui kolaborasi bersama instansi lainnya dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi sumber daya alam yang ada di wilayah "Telur Emas" Bali itu. (Antara)

Oleh: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Kategori :