Sepanjang perjalanan menuju fasilitas penting itu, mata disuguhi dengan pemandangan biru toska Pantai Nusa Penida.
BACA JUGA:Mewujudkan Swasembada Pangan
Selain jalur pantai, perjalanan juga melalui jalur perbukitan yang hanya bisa dilalui satu kendaraan roda empat atau bisa dilalui dua kendaraan roda dua/sepeda motor.
Asisten Manager Keamanan dan Hubungan Masyarakat (Humas) PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali I Made Rakayana menjelaskan PLTS tersebut dibangun di atas lahan seluas sekitar 4,5 hektare.
Sejauh mata memandang, hamparan ratusan panel surya terpasang yang menyerap sinar matahari.
Sinar matahari yang optimal di Nusa Penida diserap sel-sel dalam panel surya tersebut dikombinasikan untuk menghasilkan energi dalam bentuk direct current (arus langsung/DC).
Arus DC itu kemudian diproses menjadi arus bolak balik (alternative current/AC) melalui 18 alat inverter dan melalui delapan unit baterai atau Batery Energy Storage System (BESS).
Selanjutnya, energi bersih itu dinaikkan melalui sejumlah trafo guna disalurkan melalui jaringan listrik kepada pelanggan.
BACA JUGA:RISK STUDENTS
Pembangunan fisik fasilitas energi baru terbarukan itu dilaksanakan pada April 2022 dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 48 persen.
Ada pun PLTS itu mulai beroperasi pada November 2022 dengan kapasitas listrik ramah lingkungan yang dihasilkan mencapai 4,2 mega watt peak (MWp) atau setara 3,5 MW dan dilengkapi BESS sebesar 1,84 MW.
Pemanfaatan BESS merupakan salah satu komponen tenaga listrik yang berfungsi menyimpan daya pada pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang membantu memenuhi kebutuhan beban serta sebagai cadangan energi khususnya saat darurat.
Turunkan Emisi Karbon
Energi bersih tersebut disalurkan kepada masyarakat atau pelanggan termasuk unruk mendukung kebutuhan pariwisata dengan pelayanan sistem kelistrikan terisolasi yakni hanya untuk di kawasan Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.
Kapasitas energi hijau itu menambah pasokan energi listrik yang selama ini disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Desa Kutampi, Nusa Penida.
Keberadaan PLTS tersebut juga mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil yang digunakan di PLTD Kutampi yang menghasilkan kapasitas listrik sekitar 11,5 MW.
BACA JUGA:Jangan Salah Menilai (Catatan Perjalanan Program AFS 2024)