Menilik sebuah sekolah berkualitas merupakan fondasi pendidikan di masa depan. Pendidikan yang baik tidak hanya mendukung perkembangan intelektual peserta didik semata, namun juga mendukung perkembangan emosional, sosial, dan moral. Sekolah berkualitas memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga bijaksana dan beretika.
Pada dasarnya, konsep sekolah berkualitas tidak dapat dipisahkan dari peran utamanya dalam mendukung pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sekolah yang berkualitas diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan yang tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan emosional para peserta didik.
Banyak orang yang berpendapat bahwa sekolah berkualitas hanya dilihat dari fasilitas fisik yang dimiliki, seperti laboratorium, perpustakaan yang lengkap, atau infrastruktur modern lainnya. Meskipun fasilitas-fasilitas tersebut penting, sekolah yang berkualitas sebetulnya lebih dari sekedar bangunan atau fasilitas. Sekolah berkualitas sebenarnya menekankan pada kualitas pendidikan yang bukan hanya sekedar soal fisik, melainkan lebih kepada bagaimana sekolah mampu menanggapi kebutuhan peserta belajar dengan efektif, kontekstual, dan relevan dengan karakteristik peserta didik.
BACA JUGA:Mewujudkan Swasembada Pangan
Pada dasarnya, pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah ciri utama dari sekolah berkualitas. Dalam pendekatan ini, guru diharapkan memahami kemampuan dan kebutuhan setiap peserta didik. Pendidikan yang baik bukanlah pendidikan yang disampaikan secara seragam kepada semua siswa, melainkan disesuaikan dengan kemampuan, minat, dan gaya belajar individu.
Maka dari itu, penting bagi guru untuk melakukan asesmen awal terhadap peserta didik untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mereka, baik dalam hal literasi maupun numerasi. Guru yang berkualitas tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang interaktif, aman, dan inklusif.
Misalnya, seorang guru yang baik akan menyadari bahwa tidak semua peserta didik berada pada tingkat pemahaman yang sama. Salah satu contoh yang bisa dilakukan oleh seorang guru yakni dengan menggunakan asesmen awal untuk menyadari bahwa banyak peserta didiknya yang belum mampu memahami sebuah materi pembelajaran.
Alih-alih memaksakan pembelajaran yang sulit, guru tersebut menyesuaikan pendekatannya, misalnya dengan membacakan buku dan membangun kemampuan literasi secara bertahap. Ini menunjukkan bahwa sekolah yang berkualitas memahami bahwa kebutuhan belajar peserta didik harus diutamakan, bukan hanya mengikuti kurikulum secara kaku.
BACA JUGA:RISK STUDENTS
Lebih jauh lagi, sekolah berkualitas juga memerlukan pendidik yang reflektif, gemar belajar, dan mau berbagi. Refleksi adalah proses di mana pendidik menilai kembali proses pembelajaran yang telah mereka lakukan, mencari kekurangan dan peluang untuk perbaikan. Guru yang baik selalu melakukan introspeksi dan mencoba mencari cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang mereka berikan.
Mereka tidak puas hanya dengan pencapaian yang ada, namun terus berupaya untuk memperbaiki metode pengajaran dan strategi belajar agar lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Refleksi ini sangat penting dalam membentuk pendidik yang terus berkembang. Tidak hanya untuk menilai efektivitas pembelajaran, refleksi ini juga membantu guru dalam meningkatkan kompetensi mereka.
Selain itu, budaya berbagi di antara pendidik adalah hal penting. Komunitas belajar yang terdiri dari sesama guru memungkinkan adanya pertukaran pengetahuan, pengalaman, serta praktik yang baik dalam mendidik. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas guru itu sendiri, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas pembelajaran di sekolah. Dalam komunitas belajar, para guru saling mendukung satu sama lain, memberikan masukan, dan berdiskusi mengenai cara terbaik untuk menghadapi berbagai tantangan di kelas.
BACA JUGA:Jangan Salah Menilai (Catatan Perjalanan Program AFS 2024)
Selain itu, lingkungan sekolah yang aman dan inklusif merupakan faktor penting lainnya dalam menciptakan sekolah berkualitas. Pada dasarnya, suasana sekolah yang aman dari perundungan dan kekerasan fisik atau verbal adalah salah satu faktor yang membuat peserta didik bersemangat untuk datang ke sekolah. Ketika seorang anak merasa aman di sekolah, mereka lebih mudah untuk fokus belajar, bersosialisasi, dan berkembang. Sekolah yang berkualitas harus mampu menciptakan iklim yang inklusif, di mana setiap peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, merasa diterima dan didukung.
Dalam konteks inklusivitas, sekolah tidak boleh hanya fokus pada peserta didik yang berprestasi tinggi, tetapi juga harus mendukung peserta didik yang mungkin memiliki tantangan belajar, baik secara fisik, intelektual, atau emosional. Nilai keberagaman harus dirayakan di sekolah, bukan hanya dipahami sebagai label. Sekolah yang mencakup keberagaman memastikan bahwa setiap peserta didik memiliki akses terhadap pembelajaran yang mereka perlukan, tanpa melihat latar belakang atau batasan mereka.