Kilang Pertamina Internasional Komitmen Kurangi Emisi Karbon melalui Proyek Green Refinery

Kamis 10 Oct 2024 - 21:57 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan komitmennya untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dengan mengembangkan fasilitas produksi bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan melalui proyek green refinery. Hal ini tercantum dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menyatakan bahwa pembangunan green refinery ditargetkan untuk mencapai tujuan Net Zero Emission pada tahun 2060. 

Saat ini, beberapa proyek kilang ramah lingkungan sedang berlangsung, termasuk pengembangan Kilang Cilacap Tahap 2, yang diharapkan selesai pada tahun 2027 dengan kapasitas produksi 6 ribu barel per hari (bph) Hydrotreated Vegetable Oil (HVO). Tahap 1 dari proyek ini telah rampung dengan kapasitas 3 ribu barel.

Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang terbesar Pertamina, dengan kapasitas pengolahan mencapai 348 ribu barel per hari. 

BACA JUGA:Solusi Atasi Backlog Perumahan: Prabowo Bertekat Bangun 3 Juta Rumah per Tahun

BACA JUGA:Menteri Bahlil: Pemerintah Sedang Matangkan Aturan Pembatasan Pembelian BBM Bersubsidi

Selain itu, proyek pembangunan kilang ramah lingkungan lainnya juga tengah berjalan, seperti kilang Plaju yang ditargetkan selesai pada 2030 dengan kapasitas 20 ribu bph untuk biofuel, kilang Dumai pada 2031 dengan kapasitas 30 ribu bph, dan kilang Balikpapan yang ditargetkan beroperasi pada 2034 dengan kapasitas 30 ribu bph.

Taufik juga menambahkan bahwa KPI siap mendukung program pemerintah untuk meluncurkan produk BBM solar dengan kadar sulfur rendah. 

Kilang Balongan saat ini telah siap memproduksi BBM dengan kadar sulfur 10 ppm, dan pada tahun 2025, kilang Balikpapan akan mulai beroperasi, memproduksi BBM EURO 5 dengan kadar sulfur yang sama.

KPI sudah menerapkan beberapa metode untuk memproduksi biofuel, termasuk co-processing bahan baku nabati dengan konvensional feedstock. Melalui modifikasi unit THDT di Kilang Cilacap, KPI mampu memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan kapasitas 9.000 bph.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Ingatkan Bahaya Overproduksi Tiongkok bagi Pasar Domestik

BACA JUGA:PTK Raih HSSE Recognition Awards 2024 Berkat Inovasi Keselamatan Kerja

Taufik menjelaskan bahwa untuk memproduksi biofuel, KPI juga melakukan pengolahan bahan baku nabati (CPO Based) yang sepenuhnya menjadi feedstock Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) untuk menghasilkan green diesel atau B100. 

HVO dari Kilang Cilacap merupakan hasil konversi dari feedstock RDBPO, khususnya untuk produk renewable diesel 100 persen dengan kapasitas 3.000 bph.

Arie Rachmadi, Peneliti Senior di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menekankan bahwa penggunaan biofuel adalah solusi yang efektif untuk mengurangi emisi dari kendaraan. Dia mencatat bahwa Indonesia berada di jalur yang benar dengan keberhasilan program biodiesel, mengikuti tren global yang semakin mengarah ke biofuel.

Kategori :