BELITONGEKSPRES.COM - Peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ayu Savitri Nurinsiyah, mengungkapkan potensi lima kelompok keong darat di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk obat herbal dan pengobatan tradisional.
Kelompok keong tersebut meliputi Lissachatina fulica, Amphidromus palaceus, Dyakia rumphii, Ampullariidae, dan Viviparidae.
Menurut Ayu, keong-keong ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti luka dan asma.
Meski pengetahuan tradisional mengenai penggunaan keong semakin jarang, penelitian menunjukkan bahwa keong darat masih banyak digunakan oleh masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia sebagai bahan pengobatan. Hal ini menunjukkan potensi keong darat untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan obat-obatan modern.
BACA JUGA:Kementan Dorong Pertanian Modern Melalui Pendampingan Sarjana dan Petani Muda
BACA JUGA:Dukung NZE 2060: Pemerintah Segera Distribusikan BBM Rendah Sulfur, Fokus Awal di Jakarta
Dari 126.316 spesies keong yang telah divalidasi di dunia, lebih dari 5.000 spesies hidup di Indonesia, dengan 557 di antaranya berada di air tawar dan 111 merupakan spesies endemik. Sementara itu, 1.294 spesies keong darat hidup di Indonesia, dengan 595 spesies di antaranya endemik. Pulau Jawa menjadi wilayah dengan keanekaragaman keong darat yang tinggi, di mana 104 dari 263 spesies adalah endemik.
Ayu juga menyoroti pentingnya keong darat dalam berbagai aspek selain ekologi, seperti kuliner, obat-obatan, dan kosmetik.
Di berbagai negara, keong sudah lama dianggap sebagai sumber protein alternatif, bahkan di Prancis, escargot, yaitu keong darat, dikenal sebagai makanan mewah dengan nilai ekonomi tinggi. Lendir keong juga memiliki nilai medis karena sifat antibakteri dan kemampuannya membantu regenerasi jaringan kulit.
BRIN terus mengupayakan penelitian dan konservasi untuk memastikan keanekaragaman keong di Indonesia dapat dimanfaatkan secara bijak demi kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga pelestarian lingkungan. (ant)